RAKYATKU.COM - Nada Fedulla masih berada di bangku sekolah saat ayahnya memutuskan memboyong seluruh keluarga ke Suriah, demi bergabung dengan ISIS.
Nada harus meninggalkan sekolah dan melupakan cita-citanya menjadi dokter.
"Dulu saya bercita-cita menjadi dokter. Saya suka belajar," kata Nada kepada koresponden Timur Tengah BBC, Quentin Sommerville.
Nada juga kerap menjadi saksi kekejaman ISIS. "Saat saya pergi berbelanja dengan keluarga saya, kadang saya melihat... mereka menyiksa orang-orang di jalan," ujarnya.
Dia juga menyebut, pernah melihat kepala orang-orang yang dipenggal oleh ISIS.
Saat ditanya apakah dia bisa memaafkan ayahnya atas nasibnya yang kini terkatung-katung di Suriah, Nada menjawab, "Ya, saya memaafkan dia, karena dia juga manusia. Semua manusia melakukan kesalahan."
Nada hanyalah satu dari ribuan bahkan puluhan ribu anak-anak petempur ISIS dari berbagai negara di dunia, yang kini terjebak di Suriah, setelah kekhalifahan dikalahkan pasukan koalisi internasional.
Banyak negara yang menolak keluarga dan eks-anggota ISIS kembali pulang karena khawatir bisa melahirkan sel-sel teroris baru.
Video wawancara ada pada tauran berikut ini.