RAKYATKU.COM, GOWA - Dalam map plastik warna kuning, selembar kertas terbungkus rapi. Di atasnya, tertulis kalimat basmalah dengan tulisan Arab.
Di bagian paling bawah, tertulis dengan jelas nama rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Hamdan Juhannis.
Diperkuat dengan selembar materai 6000. Ditempel di dekat namanya. Tanpa tanda tangan, dari akademisi bergelar profesor tersebut.
Surat itu berisi sebuah pernyataan yang dilayangkan oleh Koordinator Lapangan, Daeng Tompo untuk Prof Hamdan Juhannis.
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap puluhan tenaga kebersihan di kampus itu, dianggap sepihak. PT Arco sebagai pemenang tender, hanya menerima sekitar 60 dari 150 tenaga kebersihan yang akan dipekerjakan.
Padahal sebelumnya, 150 tenaga kebersihan itu telah lama bekerja di universitas berjuluk Kampus Peradaban tersebut. 60 tenaga kebersihan itupun terancam kehilangan pekerjaan.
Ada enam poin tuntutan yang harus dipenuhi oleh Prof Hamdan. Isinya sebagai berikut:
Yang pertama. Menolak PT Arco.
Yang kedua. Memaksimalkan gaji pengawas dan cleaning service.
Yang ketiga. Mempekerjakan kembali seluruh cleaning service dan pengawas, yang terdaftar di perusahaan sebelumnya (PT Bionara Novita sebagai naungannya).
Yang keempat. Tidak melibatkan pihak lain kecuali perusahaan yang nantinya pemenang tender.
Yang kelima. Tidak secara sepihak memberhentikan cleaning service, selama kontrak berlangsung.
Dan yang terakhir. Apabila poin satu sampai lima tidak dipenuhi, maka siap menerima konsekuensi.
Samata, 4 Februari 2020.
Tertanda, Prof Hamdan Juhannis, MA, Ph.D
Koordinator Lapangan, Daeng Tompo mengatakan, PT Arco sebagai pemenang tender dianggap tidak memperhatikan nasibnya sebagai tenaga kebersihan di kampus itu. Jauh berbeda dengan perusahaan sebelumnya, PT PT Bionara Novita.
"Yang paling berat adalah poin yang pertama. Kemarin kami sudah perlihatkan surat ini ke rektor untuk ditandatangani. Tapi diabaikan," katanya, Rabu (5/2/2020).
Bahkan, Daeng Tompo bersama tenaga kebersihan lainnya telah mengungkapkan kekecewaannya terhadap Hamdan. Dengan cara menghambur-hamburkan sampah di depan gedung rektor.
Beberapa saat kemudian, kata Daeng Tompo, rektor pun memerintahkan kepada tenaga kebersihan itu untuk memungut kembali sampah itu. Yang sebelumnya telah dihamburkan.
"Kami sudah dijanji akan dipertahankan nasib kami. Makanya kami bersihkan dulu sampah ini," kata salah satu petugas kebersihan kepada Rakyatku.com.
Sebelumnya, Prof Hamdan Juhannis enggan memberikan jawaban banyak soal PHK secara sepihak itu. Hamdan seakan-akan bungkam kepada awak media, terkait masalah itu.
"Nanti dulu wawancaranya. Saya lagi ada acara. Intinya kami akan perjuangkan," kata Hamdan sambil berjalan tergesa-gesa menuju mobilnya, lalu meninggalkan kampus.