Rabu, 05 Februari 2020 13:40

Daeng Buang Hidup Sebatang Kara, Tidak Punya BPJS, Makan pun Susah

Fathul Khair Akmal
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Daeng Buang tinggal sendiri di rumah yang nyaris roboh
Daeng Buang tinggal sendiri di rumah yang nyaris roboh

Kasim Daeng Buang harus menanggung biaya sendiri, jika dirinya terbaring sakit. Jaminan kesehatan oleh pemerintah, tidak bisa dia nikmati.

RAKYATKU.COM, GOWA - Kasim Daeng Buang harus menanggung biaya sendiri, jika dirinya terbaring sakit. Jaminan kesehatan oleh pemerintah, tidak bisa dia nikmati.

Sudah sejak lama, Daeng Buang tidak punya BPJS ataupun KIS. Usianya yang kini menginjak 53 tahun, membuat pengayuh becak itu harus lebih menjaga kesehatannya.

"Saya tidak punya BPJS. KIS juga tidak ada. Bantuan pemerintah juga tidak pernah," kata keponakan Daeng Buang, Rahma, Rabu (5/2/2020).

Keluarga Daeng Buang, atau tetangganya yang lain, mengaku sulit untuk mengurus kartu jaminan kesehatan itu. Kata dia, Kartu Keluarga (KK) milik Daeng Buang hilang.

"Kartu keluarganya Daeng Buang sudah lama hilang. Itu tercecer di rumah keluarganya sudah lama. Sekarang tidak tahu dimana," sambung Rahma.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dusun Bontotangnga, Agus Syam mengakui ada warganya bernama Daeng Buang yang masuk dalam kategori warga tidak mampu.

Pihaknya sudah berupaya mengurus jaminan kesehatan untuk Daeng Buang. Namun karena kendala KK, kartu BPJS atau sejenisnya tidak bisa diurus.

Untuk dari bantuan sembako dari pemerintah, kata Agus, Daeng Buang tidak dapat. Lagi-lagi, alasan KK milik Daeng Buang menjadi penghalang.

"Beberapa waktu kemarin memang ada sembako. Tapi Daeng Buang tidak dapat karena KK-nya tidak ada," katanya.

Untuk keperluan makan sehari-hari, Daeng Buang berharap uluran tangan keluarga dan tetangganya. Penghasilannya sebagai pengayuh becak tidak bisa diharap. 

Hasil keringatnya itu tidak ada yang dia dapatkan. Hanya belas kasih dari orang sekitar sajalah yang kadang ia dapatkan. Lagi-lagi, itu tidak bisa diharap.

Tampak di dalam rumah Daeng Buang sangat berserakan. Piring kotor berhamburan. Tidak ada beras, ataupun makanan lainnya. Yang ada hanyalah sisa makanan yang sudah lama, dan telah membusuk.

"Tidak menentu penghasilan saya jadi tukang becak. Kadang saya hanya dikasih cuma-cuma saja daru orang lain. Itu juga tidak cukup," kata Daeng Buang.