Rabu, 05 Februari 2020 10:31

20 Tahun Lalu Ditinggalkan Anak-Istri, Pria di Gowa Ini Tinggal di Rumah Nyaris Roboh

Fathul Khair Akmal
Konten Redaksi Rakyatku.Com
20 Tahun Lalu Ditinggalkan Anak-Istri, Pria di Gowa Ini Tinggal di Rumah Nyaris Roboh

Di Dusun Bontotangnga, Desa Barembeng, Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa, sebuah rumah masih berdiri. Namun nyaris roboh.

RAKYATKU.COM, GOWA - Di Dusun Bontotangnga, Desa Barembeng, Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa, sebuah rumah masih berdiri. Namun nyaris roboh.

Rumah itu ditinggali seorang pria paruh baya. Namanya Kasim Daeng Buang (53). Di rumahnya yang terbuat dari kayu itu, bisa dikatakan tidak layak huni.

Mulai dari atap seng dan dinding yang sudah berluban. Papannya keropos. Debu bertebaran di mana-mana. Hingga pakaian kotor yang tidak layak dipakai lagi.

Di bagian teras rumahnya, terlihat jelas, rumah yang sudah puluhan tahun dibangun itu benar-benar nyaris rubuh. 

Pada bagian ruang tamunya, piring-piring kotor berserakan. Kayu bakar yang biasa digunakan memasak, tidak dipakai oleh Kasim. Maklum usianya yang sudah tua, tak mampu lagi melakukan itu seorang diri.

Saat masuk ke kamar tidurnya, ada beberapa bantal yang juga sudah harusnya diganti. Bantal itu sudah robek dimakan tikus. Kasurnya yang keras. Namun Kasim sudah terbiasa dengan hidup susahnya itu.

Di rumah tersebut memang ditinggali oleh Kasim seorang diri. Pria berwajah keriput yang sudah berpisah dengan istri dan anak-anaknya sejak 20 tahun lalu, membuat semangat Kasim menurun.

"Hati-hati. Rumah saya ini sudah goyang-goyang. Sudah banyak juga papan yang keropos," kata Kasim saat wartawan masuk ke rumahnya.

Tidak banyak yang bisa dia lakukan. Selain duduk termenung di dalam rumahnya yang berserakan itu. Usianya yang sudah senja, tak mampu lagi mencari pekerjaan yang bisa membiayai hidup dan rumahnya itu.

Bayangkan, untuk makan sehari-hari saja tidak punya. Kasim hanya berharap uluran tangan dari tetangganya, yang juga sudah dianggap keluarga.

Satu satunya pekerjaan yang masih digeluti Kasim. Adalah sebagai pengayuh becak. Namun sayang, hasil dari pekerjaannya itu tidak bisa diharapkan. Bahkan nyaris tidak ada yang ia dapatkan dari hasil mengayuh becaknya itu.

"Saya biasa ngayuh becak di pasar (Rappokaleleng). Tapi tidak setiap hari. Hasilnya pun tidak tentu. Bahkan tidak ada. Biasa yang ada hanya belas kasih dari orang lain," kata Kasim saat ditemui di rumahnya, Rabu (5/2/2020).

Kasim Daeng Buang mengaku telah lama menjadi pengayuh becak. Bahkan sejak ia masih muda. Becak yang berada di bawah kolom rumahnya itu tampak masih kuat dan terawat. Namun tenaga Kasim tidak demiikian.

Selama dirinya tinggal di rumahnya itu, dia mengaku belum ada bantuan yang datang dari pemerintah setempat. 

"Kalau kami disini memang keluarga dengan Kasim Daeng Buang. Saya sudah panggil untuk tinggal di rumahku saja. Daripada rumah itu yang nyaris roboh. Tapi dia tidak mau," kata keponakan Kasim, Rahma.