Senin, 03 Februari 2020 03:00

7 Cara Mendiagnosis Kanker Paru-Paru

Fathul Khair Akmal
Konten Redaksi Rakyatku.Com
7 Cara Mendiagnosis Kanker Paru-Paru

Orang yang berisiko kanker paru-paru dapat mempertimbangkan untuk melakukan tes tahunan atau diagnosis kanker paru-paru. Orang dengan risiko kanker ini beberapa di antaranya adalah perokok aktif maupu

RAKYATKU.COM - Orang yang berisiko kanker paru-paru dapat mempertimbangkan untuk melakukan tes tahunan atau diagnosis kanker paru-paru. Orang dengan risiko kanker ini beberapa di antaranya adalah perokok aktif maupun pasif, sering terkena polusi udara, lingkungan kerja, atau riwayat keluarga yang memiliki kanker paru-paru.

Kanker paru-paru dini umumnya tidak menunjukkan gejala yang khas atau bahkan tanpa gejala. Gejala kanker paru-paru awal yang dapat dikenali di antaranya, sesak napas, batuk terus menerus, nyeri dada, batuk berdarah (hemoptisis), demam dan gejala lainnya. Jika mengalami gejala tersebut dan tidak segera memeriksakan ke dokter, kemungkinan sulit untuk diobati.

Dikutip dari dokersehat.com, menurut data yang dihimpun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2018, penyebab utama kematian di seluruh dunia yang berada di urutan pertama adalah kanker paru-paru sebanyak 1,76 juta kematian, disusul kanker kolorektal (862.000 juta), kanker pada perut (783.000), kanker hati (782.000) dan kanker payudara (627.000). 

Oleh sebab itu, lakukanlah pemeriksaan penunjang kanker paru-paru secara dini agar memudahkan pengobatannya.

Diagnosis Kankar Paru-Paru
Jika memiliki gejala yang berhubungan dengan kanker paru-paru, Anda dapat mendeteksinya melalui skrining. 

Skrining kanker biasanya direkomendasikan untuk orang berusia di atas 55 tahun yang merokok selama bertahun-tahun. Terlepas dari usia, siapa pun dapat melakukan tes kanker.

Dokter dapat melakukan diagnosis kanker paru-paru dengan sejumlah tes berikut:

1. Riwayat Medis dan Pemeriksaan Fisik
Awalnya, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang kanker paru-paru dengan bertanya tentang riwayat medis Anda untuk mengetahui gejala dan kemungkinan faktor risiko kanker. Dokter juga akan memeriksa untuk mendeteksi tanda-tanda kanker paru-paru atau masalah kesehatan lainnya.

Jika hasil riwayat dan pemeriksaan fisik Anda menunjukkan kemungkinan menderita kanker paru-paru, mungkin akan tes akan lebih banyak dilakukan. Tes ini termasuk tes pencitraan atau biopsi paru-paru.

2. Tes Pencitraan
Tes ini menggunakan sinar-X, medan magnet, gelombang suara, atau zat radioaktif untuk menghasilkan gambar bagian dalam paru-paru. Pencitraan dapat dilakukan untuk sejumlah alasan sebelum dan sesudah diagnosis kanker paru-paru, di antaranya:

Untuk melihat area mencurigakan yang mungkin menjadi kanker
Untuk mengetahui seberapa jauh kanker telah menyebar
Untuk membantu memastikan apakah pengobatan kanker bekerja dengan baik
Untuk mendeteksi kemungkinan tanda-tanda kanker kembali setelah perawatan

3. Rontgen Dada
Rontgen dada biasanya tes pertama yang akan dilakukan oleh dokter untuk mendeteksi area yang memiliki kelainan di paru-paru. Pemeriksaan penunjang kanker paru-paru ini menggunakan radiasi elektromagnetik berenergi tinggi untuk menghasilkan gambar paru-paru dan jaringan di sekitarnya. Jika terlihat sesuatu yang mencurigakan, dokter dapat melakukan tes lainnya.

4. CT Scan
Tes ini juga menggunakan sinar-X untuk menghasilkan gambar bagian dalam tubuh Anda. Alih-alih mengambil satu atau dua gambar, seperti sinar-X biasa, CT scan mengambil banyak gambar dan komputer kemudian menggabungkannya untuk menunjukkan bagian tubuh yang sedang diperiksa.

CT scan lebih cenderung menunjukkan tumor paru daripada rontgen dada rutin. Tes ini juga dapat menunjukkan ukuran, bentuk, dan posisi kanker paru-paru dan dapat membantu menemukan pembesaran kelenjar getah bening yang mungkin mengandung kanker yang telah menyebar.

CT scan juga dapat digunakan untuk mencari jaringan yang terbentuk di kelenjar adrenal, hati, otak, dan organ lainnya yang mungkin disebabkan oleh penyebaran kanker paru-paru.

5. MRI
Seperti CT scan, Magnetic Resonance Imaging (MRI) menunjukkan secara rinci gambar jaringan lunak, tulang dan pembuluh darah dalam tubuh. Komputer dapat mengubahnya menjadi gambar 3D. Tetapi MRI menggunakan gelombang radio dan magnet yang kuat, bukan sinar-X. Pemindaian MRI paling sering digunakan untuk mencari risiko penyebaran kanker paru-paru ke otak atau sumsum tulang belakang.

6. PET Scan
Positron Emission Tomography (PET) scan menggunakan bahan radioaktif yang disebut radiopharmaceutical untuk mencari perubahan dalam aktivitas metabolisme jaringan tubuh. Komputer akan menganalisis pola radioaktif dan membuat gambar 3D dari area yang dipindai.

PET scan digunakan untuk mendeteksi seberapa jauh kanker paru-paru telah menyebar dalam tubuh. Pemeriksaan penunjang kanker paru-paru ini dapat menemukan tumor dengan ukuran lebih dari 8 milimeter. Ini dipastikan lebih akurat daripada CT scan untuk menemukan penyebaran ke kelenjar getah bening di dada bagian tengah (mediastinum) dan bagian lain dari tubuh.

6. Biopsi
Cara melakukan diagnosis kanker paru-paru juga bisa dilakukan dengan biopsi. Selama prosedur biopsi paru-paru, dokter akan mengambil sedikit sampel jaringan atau cairan dari dada untuk diperiksa di bawah mikroskop. Sampel kemudian dikirim ke laboratorium patologi untuk mendiagnosis penyakit seperti kanker. Hasil tes ini akan dijelaskan dalam laporan patologi, yang biasanya tersedia dalam waktu seminggu.

7. Sputum Cytology
Mirip dengan biopsi, dokter akan mengambil sampel dahak (lendir yang dihasilkan batuk dari paru-paru) dan kemudian diperiksa di laboratorium untuk untuk mendeteksi sel kanker. Cara terbaik untuk melakukan tes ini adalah mengambil sampel pada pagi hari selama 3 hari berturut-turut.

Tes ini lebih mungkin untuk membantu menemukan kanker yang dimulai di saluran udara utama paru-paru, seperti kanker paru-paru sel skuamosa. Jika dokter mencurigai kanker paru-paru, pemeriksaan lebih lanjut mungkin akan dilakukan bahkan jika tidak ada sel kanker yang ditemukan dalam dahak.