Rabu, 29 Januari 2020 18:28

Fakultas Kedokteran Unhas Gelar Diskusi Pakar Bahas Virus Corona

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Diskusi pakar membahas fenomena penyebaran virus Corona di Lecture Theatre (LT) 5, lantai 1 Gedung FK Unhas Tamalanrea, Rabu (29/1/2020).
Diskusi pakar membahas fenomena penyebaran virus Corona di Lecture Theatre (LT) 5, lantai 1 Gedung FK Unhas Tamalanrea, Rabu (29/1/2020).

Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Pencegahan (IKM-IKP) Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin menggelar diskusi pakar.

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Pencegahan (IKM-IKP) Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin menggelar diskusi pakar membahas fenomena penyebaran virus Corona.

Diskusi berlangsung di Lecture Theatre (LT) 5, lantai 1 Gedung FK Unhas Tamalanrea, Rabu (29/1/2020). Menghadirkan narasumber dua dosen FK Unhas, dr. Rizalinda Sjahril, M.Sc, Ph.D. dan Dr. dr. Irawaty Djaharuddin, Sp.P(K)). Selain itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, dr. Nurul Amin.

Mengawali diskusi, Rizalinda Sjahril menjelaskan virus Corona atau dalam dunia medis diberi nama 2019-nCoV merupakan virus yang menyerang saluran pernapasan manusia. Namun, reseptornya bukan hanya disaluran pernapasan, tetapi di beberapa organ lainnya.  

Virus ini memiliki kesamaan genetik dengan virus SARS yang pernah mewabah pada 2003 lalu. 

"Corona virus ini dari dulu sudah ada, dia berkerabat dekat dengan SARS. Untuk mendeteksi hal ini harus dilihat dulu level genetiknya untuk kemudian dikembangkan vaksin guna mencegah penyebaran," jelas dr. Rizalinda.

Sementara itu, dr. Irawaty mengatakan pasien yang terinfeksi virus Corona akan memiliki gejala seperti demam, batuk, dan kasus lebih parah adalah pneumonia. 

Namun, gejala ini berbeda tiap orang, tergantung dari kekebalan tubuh masing-masing. Apalagi dengan riwayat gangguan sistem kekebalan (immunokompromis), di mana gejala yang ditimbulkan dari virus tersebut lebih sulit terdeteksi. 

"Manifestasi klinik atau gejala klinik terkait infeksi virus Corona memiliki gejala berbeda-beda tiap orang. Misalnya saja jika dia masih dalam vase uncomplicated illness gejala yang timbul tidak spesifik seperti batuk, demam, nyeri tenggorokan, nyeri otot," beber dr. Irawaty. 

"Virus Corona ini akan mudah dideteksi ketika dia mulai menyerang saluran pernapasan, dan gejala disfungsi organ lainnya. Intinya bahwa kita lakukan dulu pemeriksaan fisik pasien yang dicurigai terinfeksi virus tersebut untuk selanjutnya kita lakukan tindakan pengobatan," jelasnya.

Menanggapi respons dan antisipasi yang perlu dilakukan, dr. Nurul mengatakan beberapa langkah telah dilakukan oleh pemerintah, khususnya melalui dinas kesehatan.  

Tujuannya adalah agar penyebaran virus ini tidak meresahkan masyarakat. Salah satu langkah yang ditempuh adalah mempersiapkan tenaga kesehatan yang didukung dengan kesiapan sarana dan prasarana.

"Kita aktifkan TGC atau Tim Gerak Cepat yang sudah ada di tingkat pusat, provinsi maupun kabupaten dan kota. Mereka ditugaskan untuk melihat gejala penyakit yang ada di masyarakat dan dicurigai terinfeksi virus corona untuk selanjutnya merespon sesuai alur yang ditetapkan. Selain itu, kita siapkan logistik kesehatan yang dibutuhkan," jelas dr. Nurul. 

Menanggulangi virus corona masuk ke Indonesia, kegiatan di pintu masuk negara seperti pelabuhan maupun bandara udara lebih diperketat melalui upaya deteksi, pencegahan, dan respons. 

"Upaya tersebut melalui pengawasan alat angkut, orang, barang, dan lingkungan yang datang dari wilayah terjangkit virus corona. Kegiatan ini dilaksanakan secara koordinatif dengan lintas sektor terkait," tambah dr. Nurul. 

Penulis
Ishaq Rahman, AMIPR
Kasubdit Humas dan Informasi Publik
Direktorat Komunikasi Universitas Hasanuddin