Kamis, 30 Januari 2020 05:00

Mengapa Dianjurkan Mengucap Insyaallah?

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ilustrasi.
Ilustrasi.

Diri kita sendiri lah yang harus memulai untuk mengubah mindset dari penafsiran insyaallah yang berarti 'meragukan' itu menjadi bermakna 'sesuatu yang saya.

RAKYATKU.COM - Sering kali ditemui di sekitar kita seseorang yang mengatakan “insyaallah” ditafsirkan dengan “wah, tidak bisa dipegang ini janjinya”, “kemungkinan tidak jadi ini”, dan masih banyak lagi ungkapan penafsiran yang intinya 'meragukan'.

Akan tetapi, mengatakan insyaallah justru dianjurkan. Jadi, memang harus ditata kembali mindset. Diri kita sendiri lah yang harus memulai untuk mengubah mindset dari penafsiran insyaallah yang berarti 'meragukan' itu menjadi bermakna 'sesuatu yang saya bertekad untuk lakukan dengan segala sesuatunya adalah atas kehendak Allah'.

Quraish Shihab menjelaskan terkait bab “insyaallah”, bahwa “tanda-tanda pengabdian kepada Allah swt dan kepatuhan kepada-Nya itu ada tiga. Yang pertama, menjadikan seluruh aktivitas anda sebagai pelaksanaan perintah Allah swt dan menjauhi larangannya. Itu namanya 'mengabdi'. Yang kedua, tidak menganggap apa yang berada dalam wewenang anda, dalam genggaman tangan anda, sebagai milik anda, tetapi itu milik Tuhan yang diamanatkan kepada anda. Yang ketiga, “insyaallah” ini. Tidak berkata atau memastikan bahwa saya akan melakukan hal ini sebentar atau besok, kecuali dengan berkata “insyaallah” (Jika dikehendaki Allah).

Mengapa demikian?
Dalam mewujudkan sesuatu diperlukan banyak hal dan tidak ada yang dapat menghimpun semua hal tersebut kecuali Allah swt. Misalnya, kita sudah ada janjian dengan seseorang besok jam 7 pagi. Namun, kita tidak tahu apa yang akan terjadi dalam kurun waktu sampai jam 7 pagi besok apa saja yang akan terjadi, sehingga menghambat pertemuan dan janji bertemu kita dengan seseorang tersebut. 

Seperti itulah, tidak ada yang tahu kecuali Allah swt, dan tidak ada yang dapat menghendaki pertemuan itu kecuali atas kehendak dan kuasa Allah swt.

Quraish menekankan di sini jangan sampai berkata insyaallah ini dimaksudkan untuk menggantungkan kegiatan itu semata-mata pada Allah swt tanpa adanya usaha dari diri kita. 

Sehingga, memunculkan kesan 'ketidakyakinan' jika ada seseorang yang mengatakan 'insyaallah' saat mengadakan suatu pertemuan dengan orang lain.

Ada beberapa ayat yang menyinggung tentang insyaallah. Salah satunya adalah dalam surat al-Kahfi ayat 23-24:

“Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: “Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi”.

“kecuali (dengan menyebut): “insyaallah”. Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah: “Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini.”

Imam al-Razi menjelaskan dalam tafsirnya, alasan mengatakan insyaallah saat akan melakukan sesuatu di keesokan harinya adalah karena usia seseorang tidak ada yang tahu kecuali Allah SWT, mungkin saja sebelum besok ajal menjemput. 

Selain itu dikhawatirkan kita lupa akan apa yang kita katakan sehingga kita tidak dapat menepati janji, dan yang paling penting adalah karena tidak ada sesuatu yang akan terjadi kecuali atas izin Allah swt bukan atas kehendak hamba-Nya semata.

Sumber: Islami.co