RAKYATKU.COM, GOWA - Lahan persawahan di Kabupaten Gowa mulai ditanami padi. Para petani mulai bercocok tanam.
Cadangan air yang cukup, membuat tanaman padi dan sejumlah tanaman hijau lainnya mulai ditancapkan di atas lahan sawah milik petani. Namun sayang, persediaan pupuk membuat mereka pusing.
Tanaman miliknya dikhawatirkan akan tumbuh dengan hasil tidak maksimal. Pemberian pupuk yang kurang, membuat petani terancam gagal panen.
Petani di Kecamatan Bontonompo misalnya, butuh bantuan pupuk dari pemerintah. Mereka mengaku pupuk saat ini mengalami kelangkaan.
Namun, kelangkaan itu dibantah Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Gowa, Sugeng Priyanto.
Dia mengatakan, Gowa saat ini tidak mengalami kelangkaan pupuk seperti yang diberitakan selama ini. Hanya, distribusi pupuk sampai ke petani yang terlambat. Ini bisa dilihat dari stok yang tersedia di gudang pupuk di Kabupaten Takalar.
"Tidak tepat kalau pupuk subsidi dibilang langka. Ini hanya persoalan pendistribusian yang terlambat. Ada sistem baru yang diimplementasilan untuk penyalurannya," ujar Sugeng, Senin (27/1/2020).
Penyaluran pupuk terutama pupuk subsidi saat ini menggunakan sistem terbaru, yakni Elektronik Rencana Defintif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK).
"Untuk penyaluran pupuk bersubsidi melalui Sistem e-RDKK, terlebih dahulu harus di print out. Kami baru bisa mengakses pupuk bersubsidi di Gowa tanggal 17 Januari 2020 lalu. Kami sudah menyurat ke distributor produsen pupuk pada tanggal 7 Januari 2020 untuk dipercepat prosesnya," bebernya.
Sugeng juga menegaskan, pendistribusian pupuk ini tidak dapat dilakukan sekaligus melakukan secara bersamaan karena harus bergilir.
"Tidak ada kelangkaan pupuk, ada proses yang harus dilewati terutama untuk dataran tinggi. Terutama kapasitas kendaraan yang digunakan untuk mengangkut pupuk secara bersamaan dalam jumlah besar sehingga penyalurannya harus bergilir," tambahnya.
Dia melanjutkan, menghadapi kondisi di lapangan seperti ini maka Dinas Tanaman Pangan dan Hortikulura Kabupaten Gowa langsung turun ke lapangan memeriksa langsung pendistribusian.
"Pendistribusian sudah dipercepat di daerah-daerah yang disebut mengalami kelangkaan seperti Bajeng Barat dan Bontonompo sudah terdistribusi semua. Saat ini sementara kami cek informasi kelangkaan pupuk di Bontolempangan," tegas Sugeng.
"Saya berharap petani yang mengalami kesulitan menemukan pupuk bersubsidi bisa menginformasikan langsung ke kepala desa untuk disampaikan ke dinas kami untuk sesegera mungkin ditindaklanjuti," tuturnya.
Menurut data yang tercatat di sistem e-RDKK kuota pupuk bersubsidi yang dimiliki oleh Kabupaten Gowa sebanyak 17 ribu ton pupuk urea di tahun 2020. Untuk pupuk yang sudah tersalur ke petani sebanyak 4.975 ton. Sisanya akan terus mengalami proses distrubusi hingga seluruh kuota terpenuhi.