Jumat, 27 Desember 2019 10:52

Universitas di India Ajarkan Ilmu Hantu ke Dokter

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ilustrasi.
Ilustrasi.

Universitas terkemuka di India jadi kontroversi karena menawarkan mata kuliah tentang hantu. Khususnya mereka yang mengklaim kesurupan, bagi para dokter.

RAKYATKU.COM - Universitas terkemuka di India jadi kontroversi karena menawarkan mata kuliah tentang hantu. Khususnya mereka yang mengklaim kesurupan, bagi para dokter.

Banaras Hindu University (BHU) di Kota Varanasi mengatakan mata kuliah itu akan mulai diajarkan pada Januari 2020. Mata kuliah itu akan diajarkan selama satu semester.

Mata kuliah itu bukan diajarkan di fakultas kedokteran, tetapi oleh fakultas Ayurveda, yang mengajarkan sistem pengobatan kuno Hindu.

Universitas itu mengatakan, mata kuliah ilmu hantu tersebut akan fokus pada gangguan psikosomatik, yang sering secara keliru dikaitkan dengan aktivitas paranomal.

BHU mengatakan sebuah unit khusus yang dinamai Bhoot Vidya (Ilmu Hantu) sudah dibentuk di kampus tersebut.

"Bhoot Vidya akan fokus pada gangguan psikomatik, penyakit yang pemicunya belum diketahui dan penyakit yang disebabkan oleh masalah kejiwaan," kata Yamini Bhushan Tripathi, Dekan Fakultas Ayurveda.

Tripathi mengklaim, kampusnya adalah universitas pertama di India yang menawarkan mata kuliah ilmu hantu. 

Di dalamnya para dokter akan mempelajari terapi Ayurvedic, termasuk ilmu meracik obat-obatan herbal, pola makan, pijat, ilmu pernafasan, dan lainnya.

India memang salah satu negara dengan jumlah pengidap gangguan kejiwaan cukup tinggi. Sebuah survey pada 2016 menunjukkan bahwa 14 persen dari 1,3 miliar warga India mengalami masalah kejiwaan. Tetapi India hanya memiliki kurang dari 4.000 pakar kesehatan jiwa.

Rencana BHU mengajarkan ilmu hantu itu sendiri disambut beragam di India, meski sebagian besar menilai langkah itu konyol belaka.

"Masalah kejiwaan harus ditangani dengan pengobatan modern dan rehabilitas yang sesuai. Intervensi oleh pengobatan modern adalah harapan satu-satunya," tulis pengguna Twitter Bhooshan Shukla seperti dikutip BBC.