Sabtu, 21 Desember 2019 20:26

Ibu Korban Mengaku Dua Kali Diancam Oknum Pejabat P2TP2A Luwu Timur

Andi Chaerul Fadli
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ibu Korban Mengaku Dua Kali Diancam Oknum Pejabat P2TP2A Luwu Timur

R (41) tidak pernah menyangka. Dia akan mendapatkan ancaman dari pegawai P2TP2A Luwu Timur. Harapannya, melapor ke P2TP2A Luwu Timur untuk mendapatkan pendampingan melapor ke polisi. 

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - R (41) tidak pernah menyangka. Dia akan mendapatkan ancaman dari pegawai P2TP2A Luwu Timur. Harapannya, melapor ke P2TP2A Luwu Timur untuk mendapatkan pendampingan melapor ke polisi. 

Terkait tiga anaknya yang disodomi oleh ayah kandungnya sendiri SA (43). Sehingga membuat tiga anaknya itu pucat mengalami perubahan drastis di tubuh dan sikapnya. 

Ibu Korban pertama kali mendapat ancaman dari oknum pejabat di PPA P2TP2A Luwu Timur saat hendak melapor ke Polres Luwu Timur. Setelah pulang dari P2TP2A Luwu Timur.

"PPA di sana janji saya untuk melapor ke Polres besoknya. Malamnya PPA di sana menelepon bilang jadi tidak besok buat laporan ke Polres," kata R saat ditemui di P2TP2A Luwu Timur. 

Ibu Korban pun menjawab dengan tegas bahwa dia tetap melapor meskipun tidak mendapatkan pendampingan dari P2TP2A Luwu Timur. "Nah, saya bilang jadi, masa dipikir ini main-main," ucapnya.

Oknum pejabat yang menelpon tersebut, saat ibu korban menegaskan jadi melapor. Dia lantas mengancam bahwa ayahnya akan menghentikan santunan kepada tiga anaknya tersebut. 

"Kalau tetap jadi melapor ayahnya akan hentikan, ini jaminan untuk anak-anak mu. Saya bilang silakan hentikan, rezeki dari Allah kok,, saya tidak takut selama itu kebenaran, saya tegakkan," paparnya. 

Besoknya, dia pun melapor ke Polres Luwu Timur tanpa ada pendampingan dari P2TP2A Luwu Timur. Harusnya, P2TP2A yang mendampingi korban kekerasan terhadap anak.

Satu bulan kemudian, saat ibu korban hendak membawa anaknya untuk visum, dia kembali mendapatkan ancaman dari oknum tersebut. Dia kembali mendapat pesan singkat melalui WA. 

"Pas saya mau visum ulang di Biddokkes Makassar, besoknya itu masuk WAnya itu ibu Ira. Dia bilang jadi tidak ibu visum ulang, kalau jadi lanjut ini pencemaran nama baik, jadi dua kali saya diancam," paparnya.