RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Senin, 7 Oktober 2019. Seorang ibu berinisial R (41) di Luwu Timur kaget, bahkan seakan napasnya berhenti. Itu setelah pengakuan dari anaknya, yang berumur 8 tahun.
Saat itu, dia melihat anak pertamanya tersebut, pucat, di bawah bola matanya, sudah hitam. Seakan tidak pernah tidur. Anak gadisnya itu pun sangat kurus tidak seperti biasanya.
Muncul rasa curiga melihat ada perubahan di tubuh anaknya yang putih mulus dan imut itu. Sehingga, ibu single parent tersebut mengajak anaknya untuk berbicara dari hati ke hati.
"Saya tanya, nak bicara nak kalau ada masalah, jangan dipendam sendiri," kata R di P2TP2A Makassar kepada awak media, Sabtu (21/12/2019).
Anak pertamanya itu pun mulai cerita. Dia perlahan-lahan membuka mulut untuk bicara, namun masih sangat ketakutan. Bocah 8 tahun telah diancam ayahnya sendiri, apabila bercerita kepada ibunya.
Meskipun masih tertekan, karena merasa sudah sedikit aman karena ada ibunya, bocah itu mulai bicara. Dia mengungkapkan bahwa bapaknya telah berbuat tak senonoh kepada dia selama ini.
Bapak kandungnya itu, setiap menjemput anaknya ke rumah, bocah 8 tahun dan dua adiknya yang baru berusia 5 tahun laki-laki dan 4 tahun perempuan, disodomi.
Anak itu mempraktikkan perlakuan bapaknya. Dia mengatakan kepada ibunya, ayahnya itu memasukkan alat kelamin ke dalam dubur, alat kelamin dan mulutnya.
Setelah anak pertamanya itu bicara, dua adiknya yang menjadi korban juga angkat bicara. Mereka juga diperlakukan sama oleh ayahnya. Tidak hanya itu. Bocah itu juga menyebutkan, ada teman dari bapaknya ikut melakukan kepadanya.
Dua teman dari bapaknya itu ikut sodomi. Pengakuan itu dari anak itu sendiri. "Ada juga Om Reza sama Om Gendut yang melakukan," kata bocah laki-laki 5 tahun tersebut.
Setelah mendapatkan informasi dari anaknya itu, ibu kandungnya langsung meminta pendampingan ke P2TP2A Luwu Timur, untuk didampingi pergi melapor ke polisi.
Dia melapor ke P2TP2A Luwu Timur, bahwa SA (43) seorang auditor inspektorat Luwu Timur, mantan suaminya telah sodomi anaknya dan minta didampingi melapor.
Namun, P2TP2A Luwu Timur tidak menggubris dan selalu alasan lagi rapat sehingga dia pergi sendiri melapor. "Saya melapor sendiri ke Polres Luwu Timur tanggal 9 dan sekarang tidak ada progres," paparnya.
