Jumat, 20 Desember 2019 02:30

Tak Mengerjakan PR, Ayah Hukum Anak Menjadi Seorang Pengemis

Fathul Khair Akmal
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ilustrasi
Ilustrasi

Seorang bocah lelaki, yang masih mengenakan tas sekolah, berlutut meminta makanan di stasiun kereta, di Shanghai. Umurnya 10 tahun. Di tangan kirinya, ada mangkuk kecil. Dia menjadi pengemis.

RAKYATKU.COM - Seorang bocah lelaki, yang masih mengenakan tas sekolah, berlutut meminta makanan di stasiun kereta, di Shanghai. Umurnya 10 tahun. Di tangan kirinya, ada mangkuk kecil. Dia menjadi pengemis.

Ayahnya-lah, yang menyuruhnya. Itu bentuk hukuman. Karena dia tidak mengerjakan tugas sekolah (PR).

Polisi Shanghai, mendatangi bocah itu. Ada warga yang melapor.

Saat ditanya, bagaimana ia sampai di sana, anak itu memberi tahu mereka, bahwa telah meninggalkannya di stasiun sekitar 45 menit sebelumnya. Dia diberikan mangkuk dan disuruh mengemis.

“Saya dilaporkan oleh guru. Saya tidak menyelesaikan pekerjaan rumah saya. Ayahku menyuruhku berlutut dan meminta makanan sebagai hukuman," kata bocah itu dilansir Oddity Central.

Petugas membawa anak itu ke kantor polisi. Bocah itu ditawari biskuit dan minuman panas. Sejam kemudian, ibunya datang.

Di kantor polisi, ibu bocah mengatakan, suaminya memang sangat kesal, karena putra mereka sering dilaporkan tidak mengerjakan pekerjaan rumahnya. Hukuman mengemis itu, sebagai pelajaran. Tidak ada kesuksesan, tanpa kerja keras.

Namun sang ibu tidak setuju, dengan metode yang digunakan sang suami.

Tidak jelas apakah pihak berwenang mengambil tindakan terhadap sang ayah yang keras itu. Akan tetapi Kankannews.com melaporkan mereka memperingatkan sang ibu bahwa hukuman seperti itu merusak harga diri dan mengganggu ketertiban umum.

Gaya pendidikan keras dan hukuman berat seperti itu bukannya sesuatu yang aneh di China, namun meski begitu ayah anak itu mendapat banyak kritik di media sosial. Sebagian besar warganet menyatakan tidak setuju dengan metode yang digunakan dalam mendidik anak itu.

"Apa yang dipikirkan si ayah? Akan terlambat jika terjadi sesuatu pada anak itu. Syukurlah polisi terlibat,” tulis seorang pengguna Weibo.

"Aku bisa membayangkan ayah menjalani kehidupan yang sulit karena dia harus bangun dan bekerja setelah tengah malam dan dia pasti sangat marah karena bocah itu tidak bekerja keras, tetapi mengemis di stasiun kereta api terlalu berbahaya bagi anak itu," kata seorang komentator lain.