RAKYATKU.COM - Dalam upaya untuk mengurangi populasi tikus di New York, Amerika Serikat, pengendalian hama telah berhasil menciptakan generasi baru tikus super.
Jonathan Richardson dari University of Richmond mengatakan, tikus-tikus yang bertahan hidup dari kontrol yang mematikan secara genetik lebih fit, dikutip dari Daily Star, Kamis (12/12/2019).
Meskipun pengendalian hama menghilangkan sebagian besar tikus dalam suatu populasi.
Jonathan mempelajari tikus-tikus kota di New York City. Dia telah menemukan hewan itu lebih cenderung memiliki sifat-sifat yang membuat mereka dapat menghindari serangan gempuran rodentisida dan perangkap.
Hewan pengerat itu kemudian menghasilkan bayi tikus, yang mewarisi sifat yang sama.
"Jika hanya tikus terkuat yang berhasil melalui kampanye kontrol, para penyintas mungkin akan lebih beradaptasi untuk mengambil keuntungan dari ladang ranjau sumber daya yang tinggi di kota-kota modern, meninggalkan populasi baru" tikus super "untuk berkembang biak dan hidup kembali,” kata dia.
Beberapa ilmuwan sejak itu mengidentifikasi gen spesifik dalam tikus super yang membuat rodentisida umum tidak efektif.
Meskipun jutaan dolar dihabiskan setiap tahun untuk memerangi tikus di kota, jumlah mereka tampaknya terus meningkat.
Sebagian besar populasi tikus pulih dengan cepat setelah kampanye kontrol berakhir - sebuah fenomena yang dikenal sebagai efek bumerang.
