Kamis, 12 Desember 2019 05:00

Kisah Bocah 10 Tahun Terkena Tumor Tapi Punya Semangat Belajar yang Tinggi

Andi Chaerul Fadli
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Kisah Bocah 10 Tahun Terkena Tumor Tapi Punya Semangat Belajar yang Tinggi

Adalah Suman, bocah 10 tahun yang baru duduk di bangku SD kelas IV. Anak dari pasangan suami istri Madi (55) dan  Sanni (49) ini sejak kecil menderita tumor di dadanya.

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Adalah Suman, bocah 10 tahun yang baru duduk di bangku SD kelas IV. Anak dari pasangan suami istri Madi (55) dan  Sanni (49) ini sejak kecil menderita tumor di dadanya.

Benjolan di dada Suman muncul sejak usianya baru menginjak satu tahun. Awalnya, benjolan itu hanya berbentuk biji kecil. Namun, seiring usia Suman berangsur bertambah, tumor itu juga semakin membesar. Sampai sekarang sebesar bola kasti.

Sehingga baju sekolahnya, tidak bisa dia kancing semuanya. Tumor yang bersarang di dadanya sejak kecil itu, tidak bisa dia sembunyikan dari teman-temannya.

Sang ayah, Madi mengatakan, saat Suman masih kecil dan tumor itu belum membesar seperti sekarang. Dia pernah membawa Suman kecil, ke dokter klinik.

Dokter kemudian mengeluarkan isi benjolan yang seperti kelapa. Beberapa bulan setelah benjolan pertama  dikeluarkan. Sebuah benjolan baru kembali muncul.

Tepat di tempat yang sama, di sekitar area dada. Rencana keluarga kembali membawa Suman berobat ke rumah sakit batal. Lantaran dibenturkan dengan kondisi keuangan dalam rumah tangga yang pas-pasan.

Madi kesehariannya berprofesi sebagai buruh serabutan. Dia tak mampu membiayai pengobatan Suman. Dia juga tak mempunyai kartu pengobatan gratis. Dia hanya pasrah. Dan berharap ada seorang dermawan yang datang membantu anak kelimanya itu berobat.

Suman hanya diminta rutin melaporkan kondisinya. Jika benjolan padat di dadanya terasa sakit. “Itu sakit di dadanya muncul biasa kalau kondisinya Suman juga sakit. Misalnya sakit kepalanya, pasti ikut sakit juga itu (benjolan) dadanya,” kata madi.

Suman telah sekolah, benjolan di dadanya belum juga hilang. Setiap pagi, dia bangun tidur, semangatnya untuk sekolah tidak pernah pupus. Meskipun, penyakit tumor di dadanya semakin besar, dan teman-temannya di sekolah selalu mengejeknya karena tumor itu.

Warga Jalan Kandea III, Kelurahan Bungaejayya Beru, Kecamatan Tallo, Kota Makassar, ini mengabaikan ejekan teman sebayanya. Ejekan itu, baginya, hanya angin berlalu. Dia tidak pernah masukkan ke dalam hati.

Suman kecil, bermental baja. Sebab, meskipun dia kerap mendapatkan cibiran oleh rekan-rekannya. Suman enggan meninggalkan sekolah. Apalagi bolos dalam mengikuti kegiatan belajar di dalam kelas.

"Dia biasa diganggu teman-temannya. Tapi tidak pernah dia membahas untuk tidak pergi sekolah atau bolos dari sekolahnya," kata Wali Kelas Suman, Nur Irma saat ditemui ruang kerjanya SD Inpres Layang II, Jalan Kandea III Makassar, Rabu (11/12/2019).

Irma, kadang memperingati teman - temannya di sekolah untuk berhenti mengejek Suman." Saya ingatkan ke teman-temannya yang lain, jangan kasih begitu Suman karena semuanya di dalam sekolah kita berteman. Kita belajar sama-sama,” katanya.

Di sekolah, Suman terkenal rajin dan pintar. Bahkan dia tidak pernah merasa minder dengan teman-temannya, di lingkungan sekolah maupun di sekitar rumahnya.

"Suman dikenal sebagai salah satu anak yang cukup pintar. Dia kerap menduduki peringkat lima ke atas setiap penilaian dalam penerimaan rapor," paparnya.

Penyakit itu, juga tidak membuatnya mengeluh. Dia tidak pernah keluhkan penyakitnya itu. Meski Suman mengaku penglihatannya sedikit rabun dan pendengarannya sedikit terganggu.

Namun dia masih tetap bisa menangkap dan menyerap semua proses pembelajaran yang berjalan. Irma menduga, kondisi itu adalah pengaruh dari penyakit yang diderita Suman.

“Tapi dia tidak pernah mengeluh dengan sakitnya itu. Dia tetap saja belajar, main-main sama teman-temannya. Kalau sudah jam pelajaran masuk lagi belajar di kelas,” jelasnya.