Rabu, 11 Desember 2019 14:07

Soal Banser Dicap Kafir karena Enggan Takbir, PBNU Bilang Begini

Ibnu Kasir Amahoru
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Soal Banser Dicap Kafir karena Enggan Takbir, PBNU Bilang Begini

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) angkat bicara terkait video orang yang menghina anggota Badan Anshor Serbaguna (Banser) karena enggan meneriakkan takbir.

RAKYATKU.COM - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) angkat bicara terkait video orang yang menghina anggota Badan Anshor Serbaguna (Banser) karena enggan meneriakkan takbir.

Pernyataan tersebut merespons video viral di media sosial yang menayangkan dua anggota Banser dicegat dan dipaksa menyerukan takbir. Bahkan, pelaku mencaci keduanya dengan hinaan "anjing" dan "kafir".

Ketua Harian PBNU, Robikin Emhas mengatakan, Islam menekankan keluhuran akhlak. Islam melarang mengkafirkan sesama muslim, terlebih lagi hanya karena berbeda pandangan.

"Perilaku merasa diri paling Islam, apalagi disertai akhlak tercela dengan mengolok, mencaci, dan memaksa justru mencoreng wajah Islam dan menurunkan keluhuran ajaran Islam itu sendiri," kata Robikin.

Robikin memandang aksi memvonis orang yang berbeda pandangan sebagai kafir dipengaruhi tren ideologi takfiri yang sedang berkembang di Indonesia dalam beberapa waktu belakangan.

Pria yang juga menjabat Staf Khusus Wakil Presiden RI ini menjelaskan penganut takfiri selalu memberi stempel kafir kepada siapa saja yang tidak sepaham dengan ajarannya, bahkan sesama muslim.

"Respons kader Banser tersebut justru membuktikan kedalaman kualitas pemahaman keagamaan warga nahdliyyin dan keluhuran akhlaknya. Sesuatu sebagaimana diajarkan oleh agama," ujarnya dilansir CNNIndonesia, Rabu (11/12/2019),

Sebelumnya, beredar video di media sosial yang menayangkan seseorang mencegat lalu memaksa dua anggota Banser mengucap takbir. Video itu juga diunggah akun Twitter resmi @nahdlatululama pada Selasa (10/12).

Dalam video itu, seorang pria mencegat dua orang berseragam Banser. Mendengar keduanya mengawal Gus Muwafiq, pria itu meminta mereka untuk meneriakkan takbir. Namun mereka menolak karena mereka berpendapat Islam cukup dengan mengucap dua kalimat syahadat.