Kamis, 05 Desember 2019 14:32

Pejabat Garuda Titip Suku Cadang Harley Davidson, Erick Thohir: Silakan Mundur Segera

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Menteri BUMN, Erick Thohir
Menteri BUMN, Erick Thohir

Menteri BUMN, Erick Thohir mengeluarkan pernyataan tegas. Pejabat Garuda Indonesia yang menitip suku cadang Harley Davidson harus segera mundur.

RAKYATKU.COM - Menteri BUMN, Erick Thohir mengeluarkan pernyataan tegas. Pejabat Garuda Indonesia yang menitip suku cadang Harley Davidson harus segera mundur.

"Sesegera mungkin. Kalau bisa hari ini, ya hari ini," tegas Erick di kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Kamis (5/12/2019).

Sebelumnya, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai telah melakukan pemeriksaan atas impor komponen motor Harley Davidson bekas. Juga dua buah sepeda Brompton yang diduga dilakukan secara ilegal. 

Komponen motor dan sepeda tersebut dibawa masuk ke Indonesia melalui pesawat Airbus A330-900. Pesawat tersebut baru dan merupakan pesanan dari Garuda Indonesia. 

Kasubdit Humas Bea Cukai Deni Surjantoro mengatakan pesawat tersebut mendarat di Garuda Maintenance Facilities (GMF) pada 17 November lalu.

Usai mendarat, pihaknya melakukan pemeriksaan. Dari pemeriksaan tersebut, pihaknya menemukan 18 kotak bawaan penumpang.

Dari 18 kotak tersebut, 15 di antaranya berisi suku cadang motor Harley Davidson bekas dalam kondisi terurai. Sementara itu, tiga kotak lainnya berisi sepeda Brompton.

Berdasarkan data manifest, jumlah penumpang pesawat saat mendarat sebanyak 32 orang. Penumpang tersebut terdiri dari 10 orang kru pesawat dan 22 penumpang.

Makanya, Erick mengimbau pejabat Garuda Indonesia yang bersangkutan agar segera mundur. Katanya, banyak bukti yang diterimanya. 

Selain itu, dia mengaku tengah menunggu hasil penyelidikan Ditjen Bea dan Cukai Kemenkeu yang  akan diumumkan dalam waktu dekat ini.

Selain itu, dia menyampaikan Menkeu Sri Mulyani ikut memantau jalannya penyelidikan yang dilakukan oleh anak buahnya di Ditjen Bea dan Cukai.

Erick juga bilang, pejabat PT Garuda Indonesia tersebut harus bertanggung jawab atas barang yang diduga ilegal di dalam pesawat itu.

"Seorang pemimpin itu harus punya posisi yang jelas. Tidak bisa mohon maaf, kalau salah justru mengorbankan orang lain. Kalau salah ya ngaku salah. Itu bagian dari kepemimpinan," tegas Erick.