Rabu, 04 Desember 2019 19:46

Hanya 20 di Indonesia, Pemuda Jeneponto Hadiri Forum Lead Indonesia yang Digelar BCF

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ketua terpilih Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Jeneponto Syahrir Sarea hadir di forum Leadership Experience dan Development (Lead) Indonesia 2019. Berlangsung di Tower Bakrie Jakarta, Selasa (3/12/2019).
Ketua terpilih Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Jeneponto Syahrir Sarea hadir di forum Leadership Experience dan Development (Lead) Indonesia 2019. Berlangsung di Tower Bakrie Jakarta, Selasa (3/12/2019).

Ketua terpilih Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Jeneponto Syahrir Sarea hadir di forum Leadership Experience dan Development (Lead) Indonesia 2019. Berlangsung di Tower Bakrie Jakarta, Selasa (3/12/2019)

RAKYATKU.COM,JENEPONTO - Ketua terpilih Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Jeneponto Syahrir Sarea hadir di forum Leadership Experience dan Development (Lead) Indonesia 2019. Berlangsung di Tower Bakrie Jakarta, Selasa (3/12/2019).

Syahrir Sarea hadir bersama 19 pemuda terpilih se-Indonesia. Syahrir mewakili pemuda Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. 

Mereka merupakan staf di Dinas Pemuda Olahraga Kabupaten Jeneponto. Selain sebagai ASN, mereka juga aktif dalam beberapa kegiatan pemberdayaan di antaranya pemberdayaan penderita TBC, pendidikan anak duafa, dan beberapa kegiatan lainnya. 

"Alhamdulillah, saya dipilih Bakrie Center Foundation (BCF) sebagai fellow Lead 2019 dalam kategori pemuda aktif dalam program pemberdayaan dan pendampingan penderita TBC," kata Syahrir dalam keterangan tertulis.

Hadir pula Kepala Program TB-HIV Care Aisyiyah Jeneponto, Syahridha Sarea. Dia alumni penerima beasiswa Bakrie Center Foundation tahun 2013. Juga fellow Lead 2018. 

"Saya dipanggil pimpinan BCF untuk hadir di Lead 2019 sebagai group leader pendampingan TBC. Lead Indonesia adalah program Bakrie Center Foundation yang memilih 20 fellow dengan ide proyek sosial terbaik," sebutnya.

CEO Bakrie Center Foundation, Anindya Bakrie menyebutkan, bahwa melalui program Lead Indonesia, fellow dilatih agar mampu memakai skema sociopreneurship yang sangat fokus kepada sustainability. Fellow juga mengikuti Impact Forum di mana mereka dibekali dengan pengetahuan baik di bidang sosial maupun bisnis. 

"Tadi dihadirkan juga alumni Lead Indonesia 2018 yang berhasil. Salah satunya juga berasal dari Kabupaten Jeneponto Syahridha Sarea, yang memiliki program pemberantasan penyakit TBC melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat," kata dia.

Ia menambahkan, program berbasis komunitas melalui Comunity TB-HIV Care Aisyiyah telah berkontribusi membantu pemerintah dalam penemuan, pendampingan, sampai sembuh bagi penderita TB.

Staf Ahli Bidang Inovasi dan Daya Saing Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Ananto Kusuma Seta juga hadir membagikan ilmunya.

Ke depan, kata dia, kolaborasi, critical thinking, leadership, inovasi, dan lainnya, sangat penting dikuasai. Penguasaan teknologi penting, namun teknologi adalah alat. Bukan tujuan.

Ia menjelaskan, BCF dengan Lead Indonesia diharapkan jadi platform dan talent management yang siap melahirkan para creator dan inovator yang akan meningkatkan kualitas SDM Indonesia.

"Saya sepemikiran dengan Pak Ananto. Karenanya Lead Indonesia adalah salah satu ikhtiar kami melalui BCF untuk mencetak pemimpin (building leaders) dan menciptakan SDM yang unggul sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia," sebutnya.

BCF tidak hanya membantu mencetak banyak lulusan S2 melalui Bakrie Graduate Fellowship. Tetapi juga program pengembangan atau pelatihan seperti Lead Indonesia dan program lainnya. 

"Harapan kami tidak hanya bisa memajukan SDM dan mencetak pemimpin di Indonesia, tapi juga di level Asia Tenggara," tutupnya.