RAKYATKU.COM, MALAYSIA - Sebuah uang kertas RM10. Di atasnya ada catatan pesan memilukan. "The last cash given by dad on 21/5/2010, Friday, 7.10 a.m. I love u dad" (Uang tunai terakhir yang diberikan ayah pada 21/5/2010, Jumat, 7:10 pagi. Saya mencintaimu ayah).
Warganet di seluruh Malaysia, melakukan pencarian besar-besaran, terhadap pemilik catatan pada uang kertas itu. Ketemu.
Ternyata, pemilik uang kertas RM10 adalah Anne Malar Yesudass. Kisah di balik catatan di uang kertas RM10 itu ternyata lebih mengharukan.
Anne berbagi dengan WORLD OF BUZZ, bahwa uang kertas RM10 ini diberikan kepadanya oleh mendiang ayahnya pada 21 Mei 2010. Saat itu, dia masih siswa sekolah menengah berusia 17 tahun.
Seperti kebanyakan orang tua, ayahnya mengantarnya ke sekolah dan memberinya RM10 sebagai uang saku untuk hari itu.
Anne bilang, dia masih ingat waktu yang tepat ketika ayahnya meninggalkannya di sekolah: 07:10. Sang ayah melambaikan tangannya. Tragisnya, lambaian itu terakhir kali dia melihat sang ayah.
Setelah meninggalkan sekolah itu, ayahnya kecelakaan dan meninggal dunia.
"Aku menyimpan uang ini di dompetku sejak hari itu."
Namun, dompetnya, yang berisi uang kertas RM10 yang tak ternilai itu, dicopet. Itu saat dia menghadiri sebuah perkemahan di Melaka pada 1 September 2019. Sejak hari itu, Anne telah mencari setiap uang kerta RM10 yang punya tulisan itu. Dia berharap kembali padanya suatu hari nanti.
“Saya sangat sedih karena benda berharga dalam hidup saya ini dicuri. Saya selalu ingat tentang ini satu tahun terakhir. Selalu ada rasa sakit di hati saya, setiap kali saya memikirkannya.”
Akhirnya, setelah hampir setahun, Anne akhirnya dipersatukan kembali dengan uang kertas RM10-nya. Itu atas bantuan Hyza Ezany dan warganet Malaysia.
“Aku sangat berterima kasih banyak pada sis Hyza Ezany. Kata terima kasih saja tidak cukup, sebenarnya.”
"Terima kasih untuk semua orang yang baik hati yang membagikannya juga, dan semua komentar bijaksana."
Dia juga mengingatkan para calon pencopte, bahwa kadang-kadang, itu bukan nilai uang yang paling dirugikan oleh para korban pencurian, tetapi kehilangan hal-hal yang membawa nilai sentimental dan kepentingan yang benar-benar penting, dan menekankan bahwa pencuri harus selalu berpikir dua kali sebelum melakukan kejahatan mereka.