Selasa, 03 Desember 2019 17:12

Tangis Haru Keluarga dalam Pengiriman 400 Pasukan ke Lebanon

Ibnu Kasir Amahoru
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Tangis Haru Keluarga dalam Pengiriman 400 Pasukan ke Lebanon

400 Prajurit dari Satuan Tugas (Satgas) Yonif 762/Tamalatea telah siap berangkat ke Lebanon, di Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar, Selasa (3/12/2019).

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - 400 Prajurit dari Satuan Tugas (Satgas) Yonif 762/Tamalatea telah siap berangkat ke Lebanon, di Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar, Selasa (3/12/2019).

Ratusan kelurga, baik itu istri, kakak adik orang tua hingga anak, juga berada di pelabuhan. Mereka, mengantar kelurganya itu berharap dapat kembali dengan selamat.

Air mata dari seorang istri yang tak bisa melepaskan kepergian sang suami pun pecah. Doanya hanya bisa menyertai, harapannya hanya satu. Suami tercinta, pulang dengan selamat, tak ada lecet sedikit pun.

Ratusan prajurit ini diutus Kodam XIV/Hasanuddin Makassar untuk mengikuti misi perdamaian pasukan PBB di Lebanon. Prajurit Satgas Yonif 762/Tamalatea ini ditugaskan menjaga wilayah perbatasan Lebanon - Israel.

Namun, mereka tidak langsung diberangkatkan ke Lebanon, prajurit Satgas Yonif 762/Tamalatea yang diberangkatkan dari Makassar. Berkumpul di barak penampungan di Jakarta.

Mereka akan bergabung bersama prajurit lainnya dari Indonesia sebelum diberangkatkan ke Lebanon dua pekan mendatang

Pangdam menyampaikan rasa kebanggaan terhadap pasukan terpilih yang dikirim ke Lebanon. Sebab tidak semua prajurit bisa berangkat hanya prajurit tertentu yang bisa dikirim.

“Dengan penuh rasa bangga saya ucapkan selamat kepada segenap prajurit yang telah mendapat kepercayaan  dari pimpinan TNI, bangsa dan negara untuk tergabung dalam Satgas Batalyon Mekanis TNI Kontingen Garuda (Konga) XXIII-N Unifil yang akan melaksanakan misi perdamaian di Lebanon,” kata Pangdam XIV Hasanuddin Mayjen TNI Surawahadi.

Pangdam pun meminta kepada seluruh anggota keluarga prajurit untuk mengirimkan doa dan mendukung penyelesaian misi perdamaian kedua negara tersebut.

Menurutnya, kesempatan sebagai duta negara, merupakan suatu kehormatan yang harus dipertanggung jawabkan dengan sebaik-baiknya.

“Keluarga yang ditinggal, agar tidak membebani para prajurit yang berangkat ke medan tugas. Antarkanlah mereka dengan penuh keikhlasan serta iringan doa. Seluruh keluarga, memberikan andil dan dukungan moril kepada para prajurit sehingga mereka tetap bersemangat,” tutupnya