Selasa, 03 Desember 2019 09:49

"Apakah Kamu Punya Kehormatan," Maki Bekas Budak Seks ISIS Pada Pemerkosanya

Suriawati
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ashwaq Hajji Hameed berhadapan dengan Abu Humam
Ashwaq Hajji Hameed berhadapan dengan Abu Humam

Ashwaq Hajji Hameed diculik, dijual sebagai budak dan dianiaya pada usia 14 tahun. Tapi dia berhasil melarikan diri dan memulai kehidupan baru di Eropa.

RAKYATKU.COM, IRAK - Seorang bekas budak seks Yazidi yang berani, menghadapi anggota ISIS yang pernah memperkosanya.

Ashwaq Hajji Hameed diculik, dijual sebagai budak dan dianiaya pada usia 14 tahun. Tapi dia berhasil melarikan diri dan memulai kehidupan baru di Eropa.

Namun tahun lalu, dia secara tidak sengaja bertemu dengan Abu Humam, pria yang pernah memperkosanya, di kota Stuttgart, Jerman. Humam menghentikannya di jalan dan mengatakan bahwa dia tahu di mana dia tinggal.

Pertemuan itu kembali membuka luka lama Ashwaq, dan berpikir bahwa dia akan lebih aman tinggal di kamp di Irak.

Tapi sekarang, Abu Humam telah ditangkap dan dia berada dalam tahanan di Irak.

Dan dengan penuh keberanian, Ashwaq berhadapan dengannya. Dia memberi tahu mantan pejuang ISIS itu bahwa ia telah menghancurkan hidupnya ketika memperkosanya. 

Dalam konfrontasi yang dramatis, Ashwaq menuntut Abu Humam untuk mengangkat kepalanya dan menatap matanya, namun pria itu tidak melakukannya.

Wanita pemberani itu kemudian bertanya kepada penyerangnya, "mengapa kamu melakukan itu padaku?"

Pertemuan itu direkam oleh Badan Intelijen Nasional Irak dan disiarkan di TV Irak, lalu dibagikan di media sosial. 

Dalam klip itu, Ashwaq berkata: "Angkat kepalamu. Mengapa kamu melakukan itu padaku? Mengapa? Karena aku Yazidi?"

“Saya berumur 14 tahun ketika kamu memperkosa saya. Angkat kepalamu."

"Apakah kamu mempunyai saudara perempuan? Apakah kamu punya perasaan? Apakah Anda punya kehormatan? Saya berumur 14 tahun."

"Kamu telah menghancurkan hidupku. Kamu mengambil semuanya dari saya. Semua yang saya impikan."

“Tapi sekarang kamu tahu apa itu siksaan, bagaimana rasanya disiksa, apa itu kesepian. Jika kamu memiliki perasaan, kamu tidak akan memperkosa saya ketika saya berusia 14 tahun."

Abu Humam menolak untuk melihat Ashwaq selama pertemuan itu, dan gadis Yazidi yang berani itu terkapar ke lantai setelah mengumpatnya.

Diharapkan bahwa pertemuan dan penahanan Abu Humam akhirnya akan memberikan 'pengobat luka' untuk Ashwaq. 

Tidak jelas bagaimana Abu Humam dipenjara di Irak, terutama setelah Ashwaq mengungkapkan bahwa dia telah bertemu dengannya di Jerman.