RAKYATKU.COM - Bila ingin menjadi pemimpin, belajar lah ke Kajang. Sebuah model kepemimpinan yang sederhana, namun berintegritas tinggi.
Model kepemimpinan ala Kajang itu dipaparkan Syamsuddin Alimsyah di Cisarua, Bogor, Senin (25/11/2019).
Pendiri Kopel Indonesia itu salah satu narasumber pelatihan Sekolah Pengawasan Partisipatif Bawaslu Kabupaten Bogor.
Model kepemimpinaan masyarakat Kajang disebut sebagai salah satu model yang ideal dalam konteks kekinian. Di tengah hedonisme.
Bakal calon bupati Bulukumba itu memang diminta membawakan materi tentang konsep kepemimpinan berintegritas.
"Seorang pemimpin harus memiki integritas, sederhana, dan memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kaumnya (baca: rakyatnya)," ujar Syam.
Seorang pemimpin, lanjut mantan jurnalis ini, tidak boleh tidur sebelum semua rakyatnya tidur. Itu ciri pemimpin yang berintegritas.
Syam mengaku, dalam kondisi budaya individualistik yang tinggi, sekarang ini betapa sulit mendapatkan pemimpin yang mau hidup sederhana. Lebih miskin dari rakyatnya.
Syam lalu bercerita konsep kehidupan masyarakat adat di Tana Toa, Kajang, Bulukumba. Konsep ini hampir sama juga berlaku dalam sistem tata nilai masyarakat adat.
Kepala adat secara sederhana diikat adat. Tidak boleh rumahnya mencolok, jauh lebih besar dari kaumnya.
"Dalam tradisi masyarakat adat Kajang Bulukumba, kita masih menjumpai kepemimpinan yang sederhana dan berintegritas," ujarnya.
"Meskipun mereka adalah masyarakat adat tetapi nilai-nilai integritas itu sangat terpelihara," jelas Syamsuddin di hadapan peserta.
Paparan ini menarik perhatian para peserta. Mereka secara bergantian mengajukan pertanyaan.
Sekolah Pengawasan Partisipatif ini adalah program Bawaslu Bogor angkatan pertama. Pelatihan ini bertujuan mengkader dan membangun kesadaran masyarakat untuk secara aktif melakukan pengawasan dalam setiap momen pemilihan.
Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan Bawaslu se-Jawa Barat yang diselenggarakan bulan ini.