Minggu, 24 November 2019 19:26

Survey LSI, Pasangan Chaidir-Suhartina Terkuat di Pilkada Maros

Adil Patawai Anar
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Survey LSI, Pasangan Chaidir-Suhartina Terkuat di Pilkada Maros

Survey LSI, Pasangan Chaidir-Suhartina Terkuat di Pilkada Maros

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Pasangan Chaidir Syam - Suhartina Bohari saat ini disebut-sebut sebagai pasangan terkuat dalam Pilkada Maros 2020 mendatang. Hal ini terungkap dalam survey elektabilitas kandidat oleh CPI-LSI (Citra Publik Indonesia-Lingkar Survey Indonesia).

Hasil survey yang dilakukan CPI-LSI pada akhir Oktober lalu menempatkan pasangan Chaidir Syam-Suhartina Bohari memiliki tingkat elektabilitas tertinggi dibanding pasangan kandidat lainnya.

Direktur CPI- LSI Hanggoro DP mengatakan, survey dilakukan melalui wawancara tatap muka responden menggunakan kuisioner. Responden dipilih secara acak dengab metode yng digunakan adalah multistage random sampling dengan margin error -/+ 4,8 persen.

“Pilkada 23 September mendatang tidak lagi diikuti oleh incumbent Bupati M. Hatta Rahman karena sudah menjabat selama dua periode. Namun diikuti Wakil Bupati saat ini, A. Harmil Mattotorang dan sejumlah tokoh lainnya.

Dalam mengukur elektabilitas pasangan, kami menguji dengan berbagai simulasi kombinasi 3 dan 4 pasangan kandidat. Adapun hasilnya merupakan cerminan tingkat elektabilitas saat survei ini dilakukan,” paparnya.

Untuk uji 3 pasangan, hasilnya pasangan Chaidir Syam-Suhartina Bohari diperingkat pertama sebesar 39.5%, mengungguli pasangan A. Harmil Mattototang-Havid S. Fasha sebesar 21.1%, dan Andi Ilham Nadjamuddin-Sahiruddin Malik sebesar 13.9%. Sisanya 25.5% tidak tahu/tidak jawab.

Jika simulasi empat pasangan kandidat maka pasangan Chaidir Syam-Suhartina Bohari masih juga memimpin kandidat lainnya, unggul dengan angka 38.9%, disusul pasangan A. Harmil Mattotorang-Havid S. Fasha sebesar 20.9%. Sementara pasangan Andi Ilham Nadjamuddin-Salman Sanusi dan pasangan Sahiruddin Malik-Nurhasan diperingkat ketiga dan keempat dengan angka masing-masing 11.6% dan 2.7%. Sisanya 25.9% tidak tahu/tidak jawab.

Simulasi berikutnya, masih empat pasang maka Chaidir Syam-Suhartina Bohari teratas dengan angka 38.7% diikuti pasangan A. Harmil Mattotorang-Havid S. Fasha sebesar 20.5% dan Andi ilham Nadjamuddin-Salman Sanusi sebesar 12.8% terakhir pasangan A. Patarai Amir-Sahiruddin Malik diangka 5.0%. Sisanya 23.0% tidak tahu/tidak jawab.

“Simulasi elektabilitas pasangan kandidat ini dinilai masih dinamis, dikarenakan dua faktor Pertama, jumlah pemilih yang masih merahasiakan pilihannya/pemilih yang ragu-ragu dan menunggu kepastian calon kandidat, atau yang kita sebut swing voter masih tinggi, sehingga peluang kandidat memperebutkan suara ini masih tinggi. Kedua, selama 10 bulan mendatang sampai hari-H pilkada, situasi politik masih dinamis, artinya berbagai perubahan situasi masih dimungkinkan terjadi yang berefek pada naik-turunnya elektabilitas kandidat,” bebernya.

Hanggoro menambahkan, Adapun alasan memilih kandidat, masih didominasi faktor kepribadian menjadi alasan utama dibandingkan faktor lain. Alasan memilih kandidat selanjutnya adalah isu yang diangkat kandidat dan kesamaan latar belakang dengan pemilih.

Menanggapi elektabilitas pasangan Chaidir-Suhartina, Hanggoro menyebut keunggulan Chaidir-Suhartina dalam survey kali ini bisa menjadi referensi bahwa pasangan ini cukup kuat. Menurutnya, elektabilitas Chaidir-Suhartina menjulang tinggi karena memadukan kndidat yang sama-sama populer dikalangan masyarakat.

“Namun demikian, tantangan para kandidat masih terbuka karena pilkada masih 10 bulan lagi, dan tingkat keterpilihan didominasi alasan personality kandidat, belum berdasarkan program kerja yang ditawarkan,” ujarnya.

Menanggapi hasil survey tersebut, Chaidir Syam mengaku bersyukur dengan hasil yang didapat.

“Dengan melihat hasil survey ini saya sangat bersyukur bisa berpaket dengan ibu hj.suhartina, insha Allah pasangan yg paling tepat mendampingi saya adalah Hj Tina. Selama ini peran hati di masyarakat maros sangat bagus dan beliau perempuan sehingga issu-issu mengenai persoalan dan masalah pembangunan yang berkaitan dengan issue gender bisa kami saling melengkapi nantinya,” pungkas Chaidir.