Jumat, 22 November 2019 10:54

Punya IQ 145, Begini Keseharian Cucu Pasien Jantung yang Jadi Sarjana di Usia 9 Tahun

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
 Laurent Simons
Laurent Simons

Bulan depan, rekor Michael Kearney pecah. Guinness Book of World Records bakal punya rekor baru. Sarjana temuda di dunia.

RAKYATKU.COM - Bulan depan, rekor Michael Kearney pecah. Guinness Book of World Records bakal punya rekor baru. Sarjana temuda di dunia.

Michael Kearney adalah bocah jenius Amerika Serikat. Namanya tercatat pada museum rekor dunia pada Juni 1994. Dia menjadi sarjana S1 pada usia 10 tahun empat bulan.

Gelar itu bertahan 25 tahun sebelum dipecahkan Laurent Simons. Bocah kelahiran Belgia yang kini tinggal di Belanda.

Bulan depan, Simons akan diwisuda sebagai sarjana teknik elektro Universitas Teknologi di Eindhoven, Belanda. Usianya baru sembilan tahun.

Sepintas, Simons tidak ada bedanya dengan bocah lainnya. Senang menggendong anak anjingnya yang bernama Sammy.

Jika tidak sedang kuliah, Simons mengisi waktu dengan bermain. Tidak ada bedanya dengan bocah kebanyakan. Main dengan anjingnya, video game Minecraft dan Fortnite, atau memposting gambar di Instagram.

Di Universitas Teknologi di Eindhoven, Simons mengerjakan proyek brain-on-chip. Teknologi yang menggabungkan bidang biomedis dan bidang teknik listrik.

Dia mengembangkan sirkuit komputer yang akan mereplikasi bagian otak. Menempatkan neuron dan membuat koneksi untuk melihat apa reaksinya terhadap pengobatan di bagian otak.

"Saya berencana untuk memulai PhD dan belajar sedikit obat, tetapi sebelum liburan itu," kata bocah yang memiliki IQ 145 ini seperti dikutip dari Gulf News.

Simons menyelesaikan program sarjana tiga tahun hanya dalam sembilan bulan.

"Setiap profesor sangat antusias memiliki Laurent. Bagi kami ini adalah situasi yang unik tentu saja karena dia adalah siswa termuda yang pernah kita miliki," kata direktur program, Sjoerd Hulshof.

"Kecepatan pikirannya, kita tidak bisa membayangkan apa yang terjadi di kepalanya. Dia mungkin tiga kali lebih pintar daripada siswa terpandai yang pernah kita miliki," lanjut Sjoerd Hulshof.

Terinspirasi oleh penemu Serbia-Amerika Nikola Tesla, Simons berencana meneliti organ buatan. Pada akhirnya mengembangkan seluruh tubuh buatan di laboratoriumnya sendiri. 

"Kakek-nenek saya adalah pasien jantung," jelas dia.

Ayahnya, Alexander, tidak berani memprediksi masa depan Simons. "Apa yang dia lakukan sekarang adalah bermain dengan pendidikan, hanya bermain-main. Dan itu tidak masalah bagi kita," katanya.