Kamis, 21 November 2019 06:31

Satgas Korea Selatan Ini Ditugaskan Khusus Tonton Film Porno Sepanjang Hari

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ilustrasi
Ilustrasi

Pornografi juga spycam, menjadi masalah serius di Korea Selatan.

RAKYATKU.COM, KORSEL - Pornografi juga spycam, menjadi masalah serius di Korea Selatan.

Karenanya, ada 16 unit unit pemantauan kejahatan digital yang dibentuk oleh Komisi Standar Komunikasi Korea (KCSC). Tugas utamanya setiap hari, adalah menonton film porno online. 

Jika Anda berpikir itu untuk sesuatu yang cabul, pekerjaan mereka sebenarnya kebalikan dari itu. 

Gugus tugas ini, berfokus pada video spycam yang diambil oleh pria cabul, untuk memata-matai wanita di toilet, ruang pas, sekolah, dll. Gugus tugas ini beroperasi secara luar biasa, 24 jam sehari.

Selain video spycam, mereka juga fokus menghapus "porno balas dendam", yang diposting oleh mantan yang cemburu.

Melihat konten ini setiap hari, bukanlah pekerjaan yang enak. Karena dibutuhkan kesehatan mental anggota tim. 

Salah satu anggota mengatakan, dia tidak bisa melihat wanita dengan cara yang sama lagi, setelah bekerja. Dan harus tetap menatap ke bawah. 

Yang lain menceritakan, betapa terkejutnya dia pada hari pertama bekerja.

"Saya melihat banyak gambar provokatif, yang belum pernah saya lihat sebelumnya dalam hidup saya," ungkapnya.

Bahan ini ditemukan melalui Twitter dan YouTube. Di mana mereka mencari tagar yang relevan dalam bahasa Korea. 

Jika mereka menemukan video yang dicurigai, mereka dapat memesan situs untuk menghapusnya. Tetapi sayangnya, sebagian besar situs di-host oleh server luar negeri.

Yang paling bisa mereka lakukan, adalah meminta layanan Internet domestik untuk memblokir akses ke situs-situs ini. 

Namun, salah satu hal terbaik yang mereka lakukan adalah, memiliki hotline di mana para korban dapat memanggil mereka langsung untuk membuat pengaduan.

Di Korea Selatan, membuat film atau mendistribusikan video tanpa persetujuan, dapat membuat seseorang dipenjara 5 tahun.

Tetapi sayangnya, sebagian besar orang-orang ini hanya mendapatkan denda. 

Menurut sekretaris jenderal KCSC, beberapa orang menyebut pemantauan ini sebagai pelanggaran kebebasan. Tetapi ia memiliki tanggapan singkat namun tegas, terhadap orang-orang rendahan ini.

"Ketika saya mendengarkan klaim seperti itu, saya ingin bertanya kepada mereka. Apakah Anda akan mengatakan hal yang sama jika korbannya adalah istri atau anak perempuan Anda?" tegasnya.