RAKYATKU.COM, LONDON - Persidangan di Pengadilan Old Bailey, London Barat, Inggris, masih berlanjut. Wojciech Tadewicz (27), belum mengaku sebagai pelaku pembunuhan. Dia masih menyangkal, telah membunuh janda dua anak Sandra Zmijan (32).
Jumat, 21 September 2018 tahun lalu. Sebuah panggilan telepon masuk ke kantor Kepolisian London Barat. Ada pria yang berniat bunuh diri di sebuah rumah di Hayes, London Barat.
Polisi dan paramedis bergegas ke sana. Seorang pria terkapar. Pergelangan tangannya berdarah. Dia lalu dievakuasi ke rumah sakit. Nyawanya tertolong.
Senin, 24 September 2018. Polisi menemukan jasad yang sudah membusuk di lokasi yang sama. Tepatnya di belakang rumah itu. Jasad Sandra Zmijan.
Hasil autopsi menyebutkan, janda dua anak yang merupakan petinju amatir itu, tewas dengan kepala remuk. Di dekatnya ada palu dengan darah mengering. Diduga, kepala korban remuk akibat hantaman palu minimal 12 kali.
Selain palu berdara, petugas juga menemukan jins berlumuran darah. DNA-nya sama dengan Tadewicz. Polisi kemudian membuat penyelidikan. Hasilnya, Tadewicz mengiris pergelangan tangannya, usai membunuh Zmijan dengan palu.
Jaksa Duncan Atkinson QC mengatakan, dilihat dari dampak pukulan ke kepala korban, terdakwa tampaknya sangat marah.
"Kecemburuan dan kemarahan tanpa batas pada terdakwa, sehingga dia mampu melakukan kekerasan pada seorang wanita, yang tidak ingin menjalin hubungan dengannya, memberikan penjelasan atas pembunuhan wanita itu," ujar Atkinson.
Pengadilan mendengar, dua hari sebelum terbunuh, tepatnya 19 September 2018, Zmijan akan menonton turnamen Ultra White Collar Boxing.
Hari itu, Tadewicz mengirim pesan singkat ke Zmijan. Dia ingin kembali ke janda itu. Namun, Zmijan menolaknya. "Biarlah kita berteman saja," balas Zmijan.
Tadewicz sangat kecewa. Hari itu, dia meminta Zmijan datang ke rumahnya, untuk mengambil tiket pertandingan tinju.
Bukti dari kartu Oyster, CCTV, dan ponselnya menunjukkan, Zmijan telah pergi ke alamat terdakwa, tetapi tidak pernah terlihat hidup lagi setelah itu.
Diduga pada saat itulah, Tadewicz menghabisi nyawa Zmijan.
Atkinson mengatakan kepada pengadilan, Zmijan menderita tengkorak retak dari setidaknya 12 pukulan dari palu.
"Terdakwa mengaku tidak memiliki ingatan tentang peristiwa itu, karena dia merokok ganja pada 20 September tahun lalu," ungkap Atkinson.
Hakim diberi tahu, bahwa mereka mungkin harus memutuskan, apakah terdakwa menderita kelainan mental, untuk mengurangi tanggung jawabnya atas pembunuhan itu.
Tadewicz masih menyangkal pembunuhan itu.