Jumat, 15 November 2019 21:31

"Saugus, Bersenang-senanglah di Sekolah Besok," Pesan Mengerikan Penembak Mati Dua Siswa

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Nathaniel Berhow
Nathaniel Berhow

Kamis, 14 November 2019. Nathaniel Berhow (16) baru saja tiba di sekolahnya, Saugus High School di Santa Clarita. Sekitar 40 mil dari Los Angeles. 

RAKYATKU.COM, CALIFORNIA - Kamis, 14 November 2019. Nathaniel Berhow (16) baru saja tiba di sekolahnya, Saugus High School di Santa Clarita. Sekitar 40 mil dari Los Angeles. 

Dia meletakkan tas ranselnya di bangku. Dia lalu merogoh ranselnya. Mengeluarkan sebuah pistol. Moncongnya diarahkan kepada lima siswa. "Dor...dor..dorr," terdengar ledakan keras.

Peluru terhambur ke arah lima siswa. Dua meninggal di tempat.

Melihat lima temannya terkapar, Berhow lalu meletakkan moncong ke pelipisnya. "Dor...!!!" dia pun ikut terkapar. Namun, nyawa Berhow berhasil diselamatkan. Meski dia sekarat di rumah sakit.

Sebelum melakukan aksinya, Berhow memposting di instagramnya. 

"Saugus...bersenang-senanglah di sekolah besok," tulisnya.

Pejabat sheriff Los Angeles County mengatakan, pesan di Instagram-nya telah diposting pada Kamis pagi. Namun kemudian, dihapus.

Namun, seorang juru bicara Instagram mengatakan kepada DailyMail.com, bahwa akun itu bukan milik penembak. 

"Kami menonaktifkan akun ini, karena melanggar kebijakan kami. Kami dapat mengkonfirmasi itu bukan milik penembak," kata juru bicara itu. 

Polisi percaya, postingan asli dibuat oleh pria bersenjata itu. Mereka sedang menyelidiki apakah Berhow memberikan kata sandi kepada seorang teman, atau apakah akun itu diretas. 

Penyelidik juga berusaha mendapatkan surat perintah untuk mencari tahu informasi lebih lanjut tentang akun Instagram.  

FBI menyebutkan, tidak ada bukti menunjukkan Berhow bertindak atas nama kelompok atau ideologi. "Juga tidak menunjukkan ada konspirasi," ujar juru bicara FBI.

Pihak berwenang mengatakan, mereka menanggapi panggilan 911 ketika tembakan dimulai sekitar pukul 7.30 pagi. Mereka menemukan enam siswa sekarat di dalam kelas. 

Berhow awalnya dikira sebagai korban ketika sekolah itu dikunci. Namun, keterangan saksi dan rekaman kamera pengintai mengidentifikasi, Berhow satu jam setelah penembakan.  

Video CCTV memperlihatkan, penyerang menarik pistol semi-otomatis kaliber .45 dari ranselnya. Lalu dan menembaki teman-teman sekelasnya. 

Seorang bocah lelaki berusia 14 tahun, dan seorang bocah lelaki berusia 16 tahun, tewas. 

Dua gadis, usia 14 dan 15, masing-masing dalam kondisi baik, setelah dirawat karena luka tembak. Seorang anak laki-laki berusia 14 tahun, dirawat dan sudah diizinkan keluar dari rumah sakit. 

Pihak berwenang mengatakan, mereka mendapatkan surat perintah untuk menggeledah rumah Berhow. Ibu serta pacarnya bekerja sama dengan para detektif. 

Ibu Berhow, Mami Matasuura, mengatakan, dia berdoa agar putranya selamat.

"Aku bahkan tidak tahu harus berbuat apa sekarang, aku hanya berdoa untuk nyawa putraku," katanya.

Ketika pihak berwenang terus menyelidiki dan mencoba untuk menentukan motif, rincian tentang tersangka dan keluarganya, sudah mulai muncul. Termasuk apakah ada tanda-tanda masalah di rumah. 

Ayah Berhow, Mark Berhow, meninggal karena serangan jantung pada Desember 2017.  

Ayah Berhow, yang bekerja sebagai insinyur untuk sebuah perusahaan perawatan kesehatan, adalah seorang pemburu yang rajin dan diyakini memiliki banyak senjata.

Menurut catatan Departemen Sheriff Kabupaten Los Angeles, yang diterbitkan di sebuah surat kabar lokal, ayah Berhow ditangkap pada Juni 2015, karena dicurigai melakukan percobaan pembunuhan kepada istrinya Mami Matasuura.

Kantor kejaksaan, menolak untuk mengajukan tuntutan pada saat itu, karena kurangnya bukti.

Catatan online juga menunjukkan, ibu Berhow menggugat cerai suaminya pada Agustus 2016, dan mengajukan permohonan hak asuh anak-anak.

Seorang teman masa kecil Berhow berspekulasi dalam sebuah wawancara KTLA, bahwa kematian ayah remaja itu dua tahun lalu, bisa memicu kemarahannya.

Temannya mengklaim, ayah Berhow peminum dan juga membuat pelurunya sendiri.

"Ayahnya biasa membuat peluru, jadi saya berasumsi dia punya peluru dan barang-barang seperti itu," ujar teman Berhow.

Tetangga mengklaim, ayah Berhow memiliki kegemaran terhadap senjata. Tetapi tidak jelas apakah remaja itu memiliki akses ke senjata. 

Jared Axen, yang tinggal bersebelahan dengan keluarga itu, mengatakan, Berhow dulu sering dibawa pergi berburu oleh ayahnya. Dan,  senjata api bukan benda asing bagi Berhow.