Selasa, 12 November 2019 16:17

Disambut Kursi Kosong Saat Demo, Mahasiswa Segel Kantor DPRD Wajo

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Mahasiswa menggembok kantor DPRD Wajo.
Mahasiswa menggembok kantor DPRD Wajo.

Puluhan mahasiswa yang menamakan diri Aliansi Mahasiswa Wajo bersatu (AMIWB), bersama masyarakat Desa Patirolokka Kecamatan Keera, datang ke Kantor DPRD Kabupaten Wajo, Selasa (12/11/2019). 

RAKYATKU.COM, WAJO - Puluhan mahasiswa yang menamakan diri Aliansi Mahasiswa Wajo bersatu (AMIWB), bersama masyarakat Desa Patirolokka Kecamatan Keera, datang ke Kantor DPRD Kabupaten Wajo, Selasa (12/11/2019). 

Maksud hati hendak menyalurkan aspirasi. Namun, mereka harus kecewa disambut kursi kosong.

Ternyata, 40 anggota dewan tak berada di tempat. Mereka sedang tugas di luar. 

Koordinator lapangan, Baso Agus Parawangsah dan Penanggung Jawab AMIWB, Arianto Ardi dalam tuntutannya, meminta pemerintah daerah agar memanggil panitia pelaksana dalam hal ini PMD, hadir pada saat penyampaian aspirasi dan menuntut netralitas TNI-POLRI.

Karena tak disambut wakil rakyat, mereka langsung membentang spanduk warna putih yang bertuliskan "KEMANA WAKIL RAKYAT" dan bergantian meneriakkan mana anggota DPRD Wajo. Mereka mengkritisi anggota DPRD hanya banyak jalan-jalan keluar kota dan jarang turun ke lapangan, untuk melihat permasalahan yang ada di wilayah.

Dalam tuntutan yang dibacakan, mereka mengingkan adanya diskualifikasi calon kades yang melanggar Perda No 2 tahun 2017 pasal 62 ayat 1 sampai 3. 

Juga diskualifikasi calon kades yang berstatus ASN tanpa surat izin dari Pemda, serta surat keterangan bebas temuan dari inspektorat.

Lalu diskualifikasi calon kades yang melanggar Perda No 2 tahun 2017 pasal 25 ayat 1  huruf K yang terindikasi penyalahgunaan narkoba.

Kemudian diskualifikasi calon kades  yang melanggar Perda no 2 tahun 2017 pasal 25 ayat 1 huruf M yang berstatus masih pengurus partai.

Mereka juga meminta mencopot oknum pegawai yang menguntungkan salah satu kandidat Cakades.

Juha meminta mencopot oknum pegawai dinsos yang memberikan bantuan PKH yang tidak tepat sasaran, dan malah menguntungkan calon kades tertentu.

Arianto Ardi mengaku kecewa terhadap anggota DPRD Wajo, karena tak satupun ada di kantor untuk menerima aspirasi.

Akhinya, mahasiswa AMIWB memeriksa ruangan anggota DPRD Wajo satu persatu, untuk mastikan kebenaran bahwa benar tak satupun anggota DPRD Wajo di tempat. Mereka lalu menyegel kantor DPRD dengan menggunakan gembok, rantai dan mengikat menggunakan spanduk putih.

Sekertaris DPRD Wajo H. Muh Saleng, menyampaikan klarifikasi, bahwa hari ini anggota DPRD tidak di tempat melanjutkan perjalanan dinas terkait PDAM untuk ke depanya lebih bagus. Pansus II studi banding Bank DKI, Pansus III ke Kalimantan untuk mensurvei burung walet.

"Hari ini selaku sekretaris DPRD Wajo saya siap menerima aspirasi, dan akan menindaklanjuti lalu akan mengagendakan pada  sidang komisi nantinya," katanya di depan peserta aksi. (Rasyid)