Minggu, 10 November 2019 17:10

Pria Ini Disandera OTK di Papua, Diduga Pelakunya Sama dengan Pemanah Staf PUPR

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Anggota OPM bersantai di antara dua bendera Bintang Kejora.
Anggota OPM bersantai di antara dua bendera Bintang Kejora.

Amirullah Bin Haji Labba, disandera orang tak dikenal (OTK) pada Sabtu, 26 Oktober 2019. Saat itu, perantau asal Sulawesi Selatan ini, dibawa OTK bersama dua orang lainnya. Seorang warga, dan salah sa

RAKYATKU.COM, PAPUA - Amirullah Bin Haji Labba, disandera orang tak dikenal (OTK) pada Sabtu, 26 Oktober 2019. Saat itu, perantau asal Sulawesi Selatan ini, dibawa OTK bersama dua orang lainnya. Seorang warga, dan salah satu kepala desa setempat. Warga itu sempat lari menyelamatkan diri. Sementara Amirullah dan kepala desa dibawa masuk ke dalam hutan, di Dekai, Yahukimo, Jayapura, Papua.

Sar Wana, istri Amirullah yakin, suaminya korban salah tangkap. Pasalnya, hubungan suaminya dengan warga asli Papua di Dekai sangat baik. Dia juga tak yakin, suaminya diculik Organisasi Papua Merdeka (OPM).

"Bukan OPM kasian. Masyarakat Yahukimo Dekai di hutan orang di sana baik-baik aja sama suamiku. Begitupun suamiku baik-baik aja. Kayaknya kalau saya punya perasaan, mereka salah tangkap," ungkapnya.

Amirullah bin Haji Labba dan istrinya, Sar Wana

Sementara itu, pada hari yang sama, seorang staf Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), La Hanafi, dipanah kelompok tak dikenal di Dekai, Yahukimo.

Hari itu, La Hanafi dan karyawan PT Agung Mulia Iriana sedang melakukan survei lokasi.

Dilansir dari Antara, Kapolres Yahukimo, AKBP Angling mengatakan, di daerah yang jauh dari perkampungan penduduk itu, mereka diadang kelompok yang memegang busur dan panah. Kelompok pengadang meminta menghapus video-video, serta foto. 

La Hanafi dan rombongan langsung balik arah ke Dekai. Namun kembali diadang.

La Hanafi saat dievakuasi ke Jayapura, usai diserang OTK di Dekai, Yahukimo. (Foto: Antara)

Kendaraan yang digunakan korban memilih terus melaju, sehingga kelompok itu menyerang dengan panah.

Akibatnya, dua orang terluka. Selain La Hanafi yang menjabat Kasatker BBPJN XVIII Jayapura, panah juga melukai karyawan PT Agung Mulia Iriana, Heri Agus Suprianto (50).

Saat itu, La Hanafi sedang meninjau lokasi pembangunan jalan. Sementara selama ini, OPM menegaskan, menolak pembangunan infrastruktur jalan di Papua.

"Kami tak butuh jalan. Kami hanya ingin lepas dari Indonesia, biarkan Papua Barat membangun infrastrukturnya sendiri," ujar Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom.