Sabtu, 09 November 2019 14:20

Pendemo Jarah Gereja dan Bakar Patung Yesus

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Patung Yesus dan Bunda Maria dirusak massa.
Patung Yesus dan Bunda Maria dirusak massa.

Demonstran mulai menjarah gereja-gereja di Chili. Itu saat protes yang berlangsung lama, berlanjut.

RAKYATKU.COM, CHILI - Demonstran mulai menjarah gereja-gereja di Chili. Itu saat protes yang berlangsung lama, berlanjut.

Ribuan orang berkumpul di dekat kawasan Plaza Italia di Santiago, yang telah digunakan selama tiga minggu sebagai titik kumpul para demonstran.

Kerumunan itu berteriak, membawa spanduk dan mengibarkan bendera nasional Chili, ketika yang lain menyalakan lampu di ponsel mereka. 

Namun tak lama kemudian, protes meningkat. Itu ketika sekelompok besar demonstran berpakaian hitam, mulai menjarah sebuah gereja di daerah yang dikenal sebagai La Asuncion itu.

Mereka difoto menyeret bangku gereja, patung-patung Yesus, lukisan keagamaan dan ikonografi lainnya. Barang-barang gereja itu, diseret keluar melalui pintu-pintu bangunan bersejarah tersebut, lalu membakarnya.

Asap juga terlihat mengepul dari markas besar dekat Universitas Pedro de Valdivia. Namun, belum diketahui apakah para demonstran juga menyulut kebakaran itu. Pihak berwenang mengatakan, mereka masih menyelidiki penyebabnya.

Banyak demonstrasi selama 22 hari terakhir. Dimulai relatif damai, tetapi sekarang tampaknya menjurus makin anarkis. 

Para demonstran melempar batu, bentrok dengan polisi anti huru hara. Itu beberapa saat setelah gereja dijarah, ketika pihak berwenang merespons dengan gas air mata dan meriam air.

Kerusuhan dimulai bulan lalu, karena kenaikan tarif kereta bawah tanah. Itu mendorong siswa mulai melompati pintu pagar, sebagai protes yang berangsur-angsur meningkat dan menyebar ke seluruh negeri dengan berbagai tuntutan.

Tuntutan tersebut, termasuk peningkatan dalam pendidikan, perawatan kesehatan dan sistem pensiun yang banyak dikritik di salah satu negara terkaya di Amerika Latin itu. Pasalnya, tetapi secara sosial tidak merata.

Seorang siswa berusia 17 tahun, Ginette Perez, yang bergabung dengan demonstran mengatakan, pihaknya masih belum mencapai apa-apa. "Jadi kami akan terus memprotes." 

Presiden Chili, Sebastian Pinera, mengumumkan langkah-langkah awal pekan ini, untuk meningkatkan keamanan dan memperketat sanksi untuk vandalisme. Itu menyusul protes yang telah menewaskan sedikitnya 20 orang.  

Lebih lanjut 2.500 orang diperkirakan telah terluka dalam protes, yang juga telah memaksa pembatalan dua KTT internasional utama di Santiago. 

Mr Pinera diharapkan untuk merombak kabinetnya, dan mengumumkan kenaikan gaji minimum.