RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Sulsel bersama Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPMDPPPA) Bantaeng, menggelar Sehari Belajar di Luar Kelas (SBLK) atau Outdoor Classroom Day (OCD), Kamis, (7/11/2019).
Kepala Seksi Perlindungan Khusus Anak Dinas PPPA SulSel, Andi Nurseha mengatakan, kegiatan tersebut digelar Kementerian PPPA RI untuk memperingati Hari Anak Universal atau Universal Children’s Day, setiap 20 November.
Murid yang berpartisipasi kurang lebih 2 juta anak pada jenjang pendidikan PAUD/TK, SD, SMP dan SMA sederajat dengan jumlah sekolah mencapai 22.170 unit.
“Tahun ini tercatat ada 7 provinsi ditunjuk sebagai titik pantau pelaksanaan selama kurang lebih 3 jam. Dan Alhamdulillah Bantaeng satu di antaranya sekaligus mewakili Provinsi Sulawesi Selatan (SulSel),” ujarnya.
Dari tujuh provinsi itu, ada 9 daerah yang menjadi titik pantau. Meskipun kata Nurseha, seluruh sekolah di Indonesia melaksanakan SBLK secara bersamaan dan serentak di hari yang sama.
“Selain Bantaeng, titik pantau lainnya adalah Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Tuban di Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Pringsewu (Lampung), Kabupaten Minahasa (Sulawesi Utara), Kota Ternate (Maluku Utara), Kabupaten Timur Tengah Selatan (Nusa Tenggara Timur), Kabupaten Kulon Progo (Daerah Istimewa Yogyakarta) dan Kota Bandung di Provinsi Jawa Barat,” jelasnya.
Di waktu yang sama, Kepala Seksi Perlindungan Anak dan Tumbuh Kembang Anak (PATKA) DPMDPPPA Bantaeng, St Ramlah menuturkan, event nasional itu terselenggara berkat sinergi DPPA SulSel, DPMDPPPA Bantaeng dengan KPPPA RI, yang sekaligus menunjuk Bantaeng sebagai salah satu dari 9 titik pantau.
“Di Bantaeng, kami pusatkan di SLB Negeri 1 Bantaeng di Jalan Dahlia, Kelurahan Pallantikang, Kecamatan Bantaeng. Juga menyiapkan 16 sekolah dari ratusan sekolah yang ada di daerah kami," ungkapnya.
Masing-masing merupakan Sekolah Ramah Anak (SRA) yakni SMP Negeri 1 Bantaeng, SMP Negeri 2 Bantaeng, MTs Tompong, MTs Muhammadiyah, SMA Negeri 4 Bantaeng dan SMK Negeri 1 Bantaeng.
“Juga SDN Nomor 1 Lembang Cina, SDN Nomor 2 Lembang Cina, SDN Nomor 3 Lembang Cina, SDN Nomor 4 Lembang Cina dan SDN Nomor 5 Lembang Cina,” tambahnya.
Lalu SDN Nomor 7 Letta, SD Inpres Teladan Merpati dan SD Swasta Muhammadiyah. Terakhir kata Ramlah, ada dua sekolah yang hampir mirip namanya yakni SD Inpres Tappanjeng dan SDN Nomor 6 Tappanjeng.
“Jadi anak-anak kita belajar di luar kelas, yang mana ini bagian dari Proses Belajar Mengajar. Untuk titik pantau di Sekolah Luar Biasa, disaksikan sejumlah pejabat dari pusat, provinsi dan Kabupaten Bantaeng,” pungkasnya.
Tampak para pejabat di antaranya, Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Kesehatan dan Kesejahteraan KPPPA RI, Hendra Jamal, Plt Kepala Dinas Pendidikan Provinsi SulSel, H Asri Sahrun, Sekretaris Daerah Kabupaten Bantaeng, Abdul Wahab, unsur Forkopimda Kabupaten Bantaeng serta Kepala Dinas PMDPPPA Kabupaten Bantaeng, Chaeruddin Arsyad serta Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bantaeng, M Basri.
Hadir pula Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bantaeng, Hj Sri Dewi Yanti, Ketua Gabungan Organisasi Wanita Kabupaten Bantaeng, Hj Rahma Arsyad, Ketua Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Bantaeng, Vinka Nandakasih, Ketua PGRI Kabupaten Bantaeng, Syafruddin dan Ketua Forum Anak Butta Toa (FABT) Kabupaten Bantaeng, Ahmad Fathanah As’ad.