Rabu, 30 Oktober 2019 06:30

Trump Telepon Presiden Ukraina, Perwira Angkatan Darat AS Ini Uring-uringan

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Presiden AS, Donald Trump.
Presiden AS, Donald Trump.

Letkol Alexander Vindman, perwira Angkatan Darat AS yang menjadi staf keamanan nasional Gedung Putih mengungkap keprihatinannya, Selasa (29/10/2019).

RAKYATKU.COM - Letkol Alexander Vindman, perwira Angkatan Darat AS yang menjadi staf keamanan nasional Gedung Putih mengungkap keprihatinannya, Selasa (29/10/2019).

Dia mengaku sangat prihatin dengan permintaan Presiden AS, Donald Trump pada Juli lalu, agar Ukraina menginvestigasi lawan-lawan politiknya.

Vindman begitu prihatin sampai-sampai ia memberi tahu hal tersebut kepada para atasannya.

Vindman, yang ikut mendengarkan percakapan Trump Juli lalu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, mengatakan dalam kesaksian yang disiapkannya bahwa ia prihatin dengan percakapan telepon itu. 

Menurutnya, tidaklah pantas meminta pemerintah asing untuk menyelidiki seorang warga negara AS. Vindman juga menyatakan khawatir akan dampaknya bagi dukungan pemerintah AS terhadap Ukraina.

Percakapan telepon Trump-Zelenskiy merupakan pusat upaya fraksi Demokrat yang mayoritas di DPR untuk memakzulkan Trump. 

Trump disebut meminta Ukraina menginvestigasi kaitannya dengan pemilu AS 2016 yang dimenangi Trump, dan menyelidiki salah seorang pesaing utama Trump dari Partai Demokrat untuk pemilu 2020, yakni mantan Wakil Presiden Joe Biden serta transaksi bisnis putra Biden, Hunter, dengan perusahaan gas alam Ukraina, Burisma.

Trump mengajukan permintaan itu bersamaan dengan tindakannya untuk sementara waktu menahan 391 juta dolar bantuan militer dan bantuan lainnya untuk Ukraina, yang diperlukan Kiev dalam mengatasi separatis Rusia yang diperanginya di bagian timur negara itu.

Meminta dan menerima bantuan asing dalam pemilu adalah ilegal berdasarkan undang-undang pendanaan kampanye AS. (Sumber: VOA)