Senin, 28 Oktober 2019 14:52

Prabowo Instruksikan Gerindra DKI Kritik Gubernur Anies, Ini Penyebabnya Menurut Pengamat

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Prabowo Subianto dan Anies Baswedan
Prabowo Subianto dan Anies Baswedan

Sepekan sebelum masuk kabinet, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto memberi instruksi khusus. Gerindra DKI diminta kritis terhadap Anies Baswedan.

RAKYATKU.COM - Sepekan sebelum masuk kabinet, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto memberi instruksi khusus. Gerindra DKI diminta kritis terhadap Anies Baswedan.

Selama ini publik mengenal Anies Baswedan sebagai kolega Prabowo. Keberhasilan Anies menjadi gubernur DKI Jakarta tidak lepas dari peran besar Prabowo.

Intruksi Prabowo untuk mengkritik Anies itu disampaikan Wakil Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta, Syarif. Dia menyebut, ada arahan langsung dari Prabowo.

"Bantu rakyat dengan dukung program pemerintah yang prorakyat. Tetap kritis bersama rakyat," ungkap Syarif soal pesan Prabowo itu.

Belakangan, Gerindra DKI menyoroti capaian kerja Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP). 

Kinerja itu menjadi pertimbangan Gerindra untuk menyikapi anggaran TGUPP pada 2020. Dalam rencana Kebijakan Umum Anggaran-Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2020, Bappeda DKI Jakarta mengusulkan anggaran untuk TGUPP sebesar Rp 21 miliar.

Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes melihat ada beberapa faktor yang membuat Prabowo mulai mengkritik Anies. Salah satunya terkait konstelasi Pilpres 2024.

"Pilpres 2024 bagi Prabowo mungkin lebih berat karena beberapa alasan, seperti terjadinya stagnasi keterpilihan Prabowo, basis pemilih yang tidak berkembang, serta adanya pemilih yang kecewa karena pilihan-pilihan politik Prabowo," kata Arya, Senin (28/10/2019).

Selain itu, beratnya Pilpres 2024 bagi Prabowo terjadi karena, dari sisi lawan, muncul calon-calon kompetitor yang berasal dari gubernur dengan jumlah pemilih yang besar. Seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

"Begitu juga dengan gubernur yang karakter pemilihnya beririsan dengan pemilih Prabowo, yaitu dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan," ungkap Arya seperti dikutip dari Detikcom.

"Faktor kedua adalah soal situasi politik lokal terkait posisi wakil gubernur. Mungkin Anies dianggap menyulitkan posisi Gerindra untuk mendapatkan kembali posisi wagub," ujar Arya.