RAKYATKU.COM - Banyak yang mempertanyakan latar belakang Jaksa Agung, ST Burhanuddin. Kader partai politik mana?
Dalam daftar Kabinet Indonesia Maju, Sanitiar Burhanuddin disebut datang dari kalangan profesional. Dia pensiunan jaksa sejak empat tahun lalu.
Belakangan diketahui bahwa mantan kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan itu adik kandung politikus PDIP, Tubagus Hasanuddin. TB Hasanuddin adalah mantan calon gubernur Jawa Barat.
"Ya, ya, begitu (Burhanuddin adik kandung)," kata TB Hasanuddin kepada wartawan, Rabu (23/10/2019).
Namun, dia memastikan adiknya itu bukan kader partai politik. Dia juga mengatakan bahwa penunjukan Burhanuddin sebagai Jaksa Agung tidak melalui jalur PDI Perjuangan.
"Kalau saya memang masuk ke partai. Kalau dia (ST Burhanuddin) mah enggak, enggak ikut-ikutan," ujar Hasanuddin.
Terkait nama ST Burhanuddin, punya cerita tersendiri. Nama aslinya Sanitiar Burhanuddin. Namun, gurunya di SD menyingkat menjadi ST pada ijazah. Akhirnya, nama itu melekat hingga saat ini.
"Saya juga mau bagaimana, sudah tahunya (ketika) sudah gede, loh kok jadi ST," ujar Burhanuddin sambil tertawa.
Burhanuddin menggantikan pendahulunya, Muhammad Prasetyo. Sama dengan Burhanuddin, Prasetyo juga termasuk jaksa karier. Namun, setelah pensiun, dia bergabung dengan Partai NasDem yang mengantarkannya menjadi jaksa agung.
Sebelum menjadi Jaksa Agung, ST Burhanuddin menjabat komisaris utama PT Hutama Karya.
Surya Paloh Tak Kecewa
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menghormati keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengangkat mantan Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara ST Burhanuddin sebagai Jaksa Agung.
"Saya pikir kita tetap harus menghargai siapapun dengan latar belakang apapun, karena enggak ada dikotomi itu, seseorang itu dari keluarga, partai politik atau apapun. Saya ucapkan selamat bekerja kepada Jaksa Agung yang baru," kata Paloh di Jakarta, Rabu (23/10/2019).
Paloh mengaku tak kecewa dengan keputusan Jokowi mengganti M Prasetyo, yang merupakan kader Partai NasDem.
"Terlalu kecil lah untuk kecewa, untuk apa membawa tema gerakan perubahan restorasi bangsa ini kalau kita tidak mampu konsisten," ujarnya.