Minggu, 20 Oktober 2019 15:08

Pengantin ISIS Tunggu Pasukan Turki Serang Kamp Agar Bisa Kabur dari Suriah

Suriawati
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Foto: Kurdistan 24
Foto: Kurdistan 24

Pengantin ISIS yang tinggal di kamp al-Hol di timur laut Suriah menyambut baik serangan Turki terhadap Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi.

RAKYATKU.COM - Pengantin ISIS yang tinggal di kamp Al-Hol di timur laut Suriah menyambut baik serangan Turki terhadap Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi.

Berbicara kepada Kurdistan 24 pada hari Sabtu (19/10/2019) seorang wanita mengatakan, ia berharap pasukan Turki akan menyerbu daerah itu dan membebaskan mereka.

"Insya Allah, Turki akan membantu kami melarikan diri dari sini dan pergi ke Turki," kata seorang wanita Prancis yang dikenal sebagai Um Mustafa.

"Kami mendengar bahwa tentara Turki menyerang Ain Issa, dan saudara-saudara perempuan kami yang ditahan di sana telah melarikan diri dan mereka melarikan diri ke Turki," katanya.

Seorang pengantin ISIS lainnya, yang berasal dari Rusia mengatakan bahwa: "Kami ingin Turki menyerang di sini."

"Jika tentara Turki datang ke daerah ini, saya akan dapat melarikan diri dan bertemu dengan suami saya, yang saya tahu betul berada di Turki." 

Sementara itu, administrator kamp mengatakan bahwa sejak awal serangan Turki di Suriah utara, kekacauan telah tumbuh secara dramatis di antara orang-orang yang ditahan di al-Hol.

Mereka menambahkan bahwa 11.000 wanita di kamp berusaha untuk mengambil keuntungan dari kekosongan keamanan, karena sebagian besar pasukan SDF yang menjaga kamp dikirim ke perbatasan untuk bergabung dalam perang melawan tentara Turki.

"900 pejuang Unit Perlindungan Rakyat (YPG) dulu menjaga kamp ini, tetapi sekarang hanya 300 pejuang yang menjaganya," kata admin kamp pada Kurdistan 24.

SDF menahan ribuan gerilyawan asing di beberapa kamp, namun dikhawatirkan bahwa serangan Turki dapat membebaskan mereka.

Human Rights Watch baru-baru ini melaporkan bahwa pejabat SDF diperkirakan menahan 12.000 tahanan, yang diduga anggota ISIS. 4.000 diantaranya adalah orang asing.