Sabtu, 19 Oktober 2019 21:58

Bertemu Warga Barombong, Muhammad Ismak Dengarkan Keinginan Masyarakat

Andi Chaerul Fadli
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Bertemu Warga Barombong, Muhammad Ismak Dengarkan Keinginan Masyarakat

Bakal calon Wali Kota Makassar, Muhammad Ismak bertemu dengan warga kampung nelayan Barombong, Sabtu (19/10/2019). Pertemuan digelar di Kampung Nelayan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Gowa.

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Bakal calon Wali Kota Makassar, Muhammad Ismak bertemu dengan warga kampung nelayan Barombong, Sabtu (19/10/2019). Pertemuan digelar di Kampung Nelayan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Gowa.

Dalam kesempatan itu, Ismak bersama timnya selain memperkenalkan diri juga mendengarkan beberapa keinginan masyarakat yang banyak berprofesi sebagai nelayan harian.

"Daerah sini (pesisir Sungai Jeneberang) bagus ditata ulang supaya bisa jadi kawasan wisata. Selain itu butuh cara yang tepat supaya kemacetan di jembatan Barombong bisa diatasi," ungkap Fitriyani, salah satu warga Barombong kepada Ismak.

Mendengar aspirasi tersebut, Ismak yang juga ketua Asosiasi Advokat Indonesia (AAI) itu langsung menanggapinya. Menurutnya, keinginan warga tersebut sangat bagus karena daerah Barombong memang sangat potensial dikembangkan menjadi daerah wisata.

"Saya sangat setuju bila daerah Barombong dikembangkan sebagai daerah wisata, karena memang sangat potensial. Malah seharusnya pemerintah memberikan pelatihan bagi warga agar lebih kreatif. Untuk masalah kemacetan, itu sangat dipengaruhi oleh cara warga berkendara," tegas Ismak.

"Saya juga ingin mempertegas dua hal keinginan saya dalam konstestasi Pilwalkot Makassar 2020 nanti. Pertama, saya ingin menegaskan bahwa pemerintah atau wali kota itu bukan penguasa tapi pelayan masyarakat. Jika kita menganggap wali kota adalah penguasa, maka mereka yang minta dilayani," bebernya.

Kedua, kata Ismak, dirinya ingin memutus politik uang yang menyebabkan biaya politik yang tinggi selama ini.

"Selama biaya politik masih tinggi, maka  korupsi tetap akan menjangkiti pejabat. Biaya politik itu akan dikembalikan yang tidak cukup jika hanya dengan gaji resmi. Saya harus masuk dalam kontestasi Pilwalkot ini dengan gagasan bukan dengan membagi-bagikan uang," demikian Ismak.