Jumat, 18 Oktober 2019 15:40

Di Kota Ini Matahari Tak Terbenam, Bagaimana Waktu Salatnya?

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Foto: BBC Travel.
Foto: BBC Travel.

Tromso, sebuah kota di bagian utara Norwegia, punya fenomena matahari tidak tenggelam. Bagi umat muslim di sana, bagaimana cara waktu salatnya?

RAKYATKU.COM, TROMSO - Tromso, sebuah kota di bagian utara Norwegia, punya fenomena matahari tidak tenggelam. Bagi umat muslim di sana, bagaimana cara waktu salatnya?

Dilansir BBC Travel, Jumat (18/10/2019), setiap dua bulan selama setahun di musim panas, Kota Tromso mengalami fenomena midnight sun alias matahari tidak tenggelam. 

Sehingga di sana setiap hari terus terang, serta tidak ada gelap dan bulan di sana.

Fenomena itu merupakan adalah hal wajar di bagian utara dan selatan Bumi. Pun saat musim dingin, matahari tidak akan muncul.

Bagi umat muslim, perhitungan waktu salat adalah dengan melihat matahari sebagai patokannya. Itu tentu hal yang mudah dilakukan di negara dengan dua musim, termasuk Indonesia.

Akan tetapi, bagi negara dengan empat musim, penentuan waktu salat akan berbeda jauh. Contohnya, bisa saja waktu salat magrib pada pukul 22.00 malam ketika matahari benar-benar tenggelam.

Bagaimana dengan umat muslim di Tromso? Kota ini berada di bagian utara Norwegia, yang dapat ditempuh sekitar 1 jam naik pesawat dari Oslo (ibu kota negara Norwegia).

Kota Tromso dihuni sekitar 70 ribu penduduk. Banyak pendatang dari Afrika dan kawasan Asia, yang kebanyakan dari mereka adalah umat muslim. Mereka pindah ke Tromso untuk menyelamatkan hidupnya dan sudah dilakukan sejak tahun 1980-an.

Para pendatang dan penduduk aslinya pun hidup dalam penuh kedamaian. Penduduk asli tidak melarang para pendatang untuk mendirikan masjid. Total ada dua masjid besar di Tromso.

Soal waktu salat sudah jadi masalah bagi umat muslim di Tromso. Mereka selalu kebingungan.

"Dulu saat saya kecil, begitu mudah mendengarkan azan lima kali sehari. Tapi kini, jangankan azan, menentukan waktu salat saja selalu jadi perdebatan," kata Hussein Abdi Yusuf sambil tersenyum, pendatang dari Somalia dan merupakan imam masjid.

Lain cerita dengan Mansoor Waizy. Dia sudah lama mengembara di Eropa dan merasakan salat di negara dengan 4 musim. Namun di Tromso, tantangannya lebih sulit.

"Kalau di Jerman, paling tidak masih kelihatan matahari terbit dan terbenam," ujarnya.

Perihal salat di kota yang matahari tak terbenam atau tidak terbit, para ulama di Arab Saudi sudah mengeluarkan 3 fatwa. Fatwa-fatwa itu memudahkan untuk penentuan waktu salat.

Pertama, umat muslim di Tromso bisa mengikuti waktu salat dari negara terdekat. Kedua, mereka bisa mengikuti waktu salat di negara asalnya. Ketiga, mereka bisa mengikuti waktu salat Kota Makkah di Arab Saudi yang merupakan tanah suci dan tempat kelahiran Nabi Muhammad saw.

Tiga fatwa itu diserahkan pada jamaah. Kebanyakan, mereka mengambil fatwa ketiga dengan mengikuti waktu salat di Kota Makkah. Meski ada yang juga mengikuti waktu salat negara asal, toh tak jadi masalah.

Bagi umat muslim di Tromso, sulitnya menentukan waktu salat pada saat matahari tak terbenam nyatanya dinilai sebagai bentuk rasa syukur. Untuk menikmati, betapa hebat dan luar biasanyanya ciptaan Tuhan sampai di ujung Bumi.

"Kota ini memberikan sesuatu yang berbeda kepada kita. Yang penting, kita semua hidup dalam damai di sini," kata Yusuf, salah seorang penduduk muslim di Tromso.