Jumat, 04 Oktober 2019 23:01

Dihukum Lari Keliling Lapangan karena Telat, Siswa SMP Ini Tiba-tiba Jatuh dan Meninggal

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Fanly semasa hidup (kiri). Fanly saat dinyatakan meninggal di rumah sakit (kanan).
Fanly semasa hidup (kiri). Fanly saat dinyatakan meninggal di rumah sakit (kanan).

Sekolah perlu menerapkan langkah-langkah disipliner yang tepat bagi siswanya yang tidak mematuhi peraturan. Ketidaktahuan guru ini, membuat siswa kehilangan nyawanya. Ini seharusnya tidak dianggap rem

RAKYATKU.COM - Sekolah perlu menerapkan langkah-langkah disipliner yang tepat bagi siswanya yang tidak mematuhi peraturan. Ketidaktahuan guru ini, membuat siswa kehilangan nyawanya. Ini seharusnya tidak dianggap remeh.

Dilansir dari Worldofbuzz, seorang siswa pria berusia 14 tahun dari Sulawesi, Indonesia, tiba-tiba meninggal, setelah dipaksa berlari 20 putaran di bawah terik matahari. Itu hukuman karena terlambat 25 menit tiba di sekolah.

Siswa malang yang bernama Fanly itu, dilaporkan merasa pusing usai lari keliling dua putaran.  Dia sempat memohon kepada gurunya untuk membiarkan dia beristirahat, tetapi ditolak oleh sang guru.

Sambil melanjutkan hukuman yang itu, bocah itu jatuh karena kelelahan dan pingsan di bawah terik matahari yang tak tertahankan.

Menurut Guanghua Daily, dia kemudian dilarikan ke unit gawat darurat, di mana dokter tidak bisa berbuat banyak untuk menyelamatkannya. Bocah itu meninggal.

Ibu Fanly yang berusia 46 tahun, Julin, mengatakan, dia mengalami kesulitan untuk berdamai dengan kematian putranya. Dia tidak tahu bagaimana hal seperti itu bisa terjadi, mengingat putranya tidak pernah memiliki riwayat medis yang lemah pingsan.

Ayah Fanly, Jony, mengatakan, putranya memberi tahu guru yang bertanggung jawab, bahwa cuaca terlalu panas untuk menjalankan hukuman itu, tetapi guru menolak untuk mendengarkan alasannya. 

Sementara hasil autopsi Fanly belum dirilis, penyebab kematian diduga terkait dengan fakta bahwa ia terpaksa mengerahkan diri dalam kondisi cuaca yang sangat melelahkan.

Orang tua Fanly yang berduka sedang dalam proses mencari keadilan untuk putra mereka. Mereka sejak itu melaporkan kasus tersebut ke polisi, dan memutuskan untuk mengambil tindakan hukum terhadap sekolah dengan mengajukan gugatan.

Semoga, polisi dapat menyelidiki masalah ini secara menyeluruh dan berurusan dengan guru sesuai untuk mencegah siswa lain menjadi korban seperti ini lagi.