Kamis, 03 Oktober 2019 16:58

Putra Mahkota Saudi Mulai Diragukan Pasca Serangan di Pabrik Minyak

Suriawati
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman

Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) menghadapi kritikan menyusul serangan terbesar drone di pabrik minyak Aramco.

RAKYATKU.COM, RIYADH - Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) menghadapi kritikan menyusul serangan terbesar drone di pabrik minyak Aramco.

Yeni Safak melaporkan bahwa beberapa anggota keluarga penguasa dan elit bisnis Saudi telah menyatakan frustrasi atas kepemimpinan sang Pangeran.

Mereka mulai mempertanyakan kemampuan Pangeran Mohammed untuk mempertahankan dan memimpin eksportir minyak terbesar di dunia.

Laporan ini mengutip seorang diplomat asing senior dan lima sumber yang terkait dengan keluarga kerajaan serta dan elit bisnis. Semua berbicara dengan syarat anonim.

Beberapa dari orang-orang ini mengatakan bahwa MBS juga telah memicu kecaman karena dianggap memiliki sikap yang terlalu agresif terhadap Iran.

"Ada banyak kebencian terkait kepemimpinan putra mahkota," kata salah seorang sumber. "Bagaimana mereka tidak dapat mendeteksi serangan itu?".

Orang ini menambahkan bahwa beberapa orang di kalangan elit mengatakan mereka "tidak percaya" pada putra mahkota. Pernyataan serupa juga digemakan oleh empat sumber lainnya dan diplomat senior.

Namun putra mahkota juga memiliki pendukung yang setia. Sumber Saudi dalam lingkaran yang setia pada putra mahkota mengatakan: "Peristiwa terbaru tidak akan memengaruhi dirinya secara pribadi sebagai penguasa potensial karena ia berusaha menghentikan ekspansi Iran di kawasan itu."

"Ini adalah masalah patriotik, jadi dia tidak akan berada dalam bahaya, setidaknya selama ayahnya masih hidup."

Kantor media pemerintah Arab Saudi dikabarkan tidak menanggapi pertanyaan terperinci atas artikel ini.

Namun, dalam wawancara televisi dengan CBS, yang disiarkan hari Minggu, MBS mengatakan bahwa membela Arab Saudi sulit karena ukuran kerajaan yang besar dan skala ancaman yang dihadapinya.

"Sangat sulit untuk membahas semua ini sepenuhnya," katanya. Dia juga menyerukan aksi global yang "kuat dan tegas" untuk mencegah Iran. Tetapi kemudian menambahkan bahwa dia lebih suka "solusi damai" daripada militer.

Di luar Arab Saudi, reputasi Pangeran Mohammed juga tidak begitu baik akibat campur tangan Arab Saudi dalam perang Yaman. Dia juga mendapat kecaman internasional atas pembunuhan terhadap jurnalis Jamal Khashoggi di konsulat Istanbul.