RAKYATKU.COM, GOWA - Nurfaizah Marwan yang merupakan satu dari lima mahasiswa penerima beasiswa program Seperempat Abad yang digalakkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gowa, berhasil meraih Indeks Prestasi Komulatif (IPK) cumlaude atau 3,59 di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada jurusan Departemen Arsitektur Lanskap.
Warga Dusun Bontomaero, Desa Maccini Baji, Kecamatan Bajeng ini, lulus menjadi mahasiswa Program Investasi Sumber Daya Manusia (SDM) ini pada 2015 lalu setelah mengikuti ujian seleksi. Dirinya pun tak menyangka namanya disebut dari ribuan pendaftar waktu itu sebagai penerima beasiswa cetusan Bupati Gowa dua periode almarhum Ichsan Yasin Limpo (IYL) ini.
"Banyak sekali manfaat yang saya rasakan mengikuti program ini. Selama berkuliah semua biaya kuliah hingga biaya hidup saya ditanggung sepenuhnya," kisahnya dikonfirmasi, Selasa (1/10/2019) malam.
Bahkan dari program tersebut pula, anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Hasrah dan Marwan Ma'ruf ini dapat merasakan bersekolah di salah satu perguruan tinggi ternama di Indonesia. Apalagi jurusan yang diluluskannya adalah bidang kesukaannya, belum lagi menjadi sarjana lanskap adalah satu-satunya gelar yang ada di wilayah Kabupaten Gowa.
"Saya sama sekali tidak bisa membayangkan akan bisa belajar dengan teman-teman yang berasal dari seluruh Indonesia," ungkapnya.
Dia mengaku, dia harus belajar tiga kali lebih gila dibandingkan dengan teman yang lain untuk mengimbangi. "Hingga akhirnya saya bisa lulus dengan predikat cumlaude," lanjutnya.
"Saya juga menyampaikan terima kasih kepada Ibu Ulfa yang telah membimbing dan terus melihat perkembangan saya selama di IPB. Terima kasih banyak atas semua yang telah diberikan kepada saya selama ini mudah mudahan saya bisa segera kembali ke Gowa dan bisa berpastisipasi membangun daerah kelahiran saya," tambahnya.
Sementara itu, Ayahanda Nurfaizah Marwan Ma'ruf mengungkapkan, dirinya sangat bersyukur saat mendengar anak keduanya itu lulus sebagai penerima beasiswa Program Seperempat Abad pada 2015 lalu. Tak hanya itu, saking gembiranya dirinya lupa bahwa ia telah membayar uang kuliah tunggal (UKT) pada salah satu perguruan tinggi negeri di Makassar, tempat Nurfaizah mendaftar sebelumnya.
"Perasaan saya waktu itu sama halnya dengan orangtua yang lain, tentu saja saya bersyukur kepada Allah. Bahagia dan haru, karena anak saya bisa lolos dari test penyaringan yang sangat ketat dari perguruan tinggi. Kebahagiaan itu semakin berlipat ketika menyaksikan kegembiraan yang terpancar di muka anak saya. Saya peluk anak saya seerat-eratnya, bahkan tak terasa air mata saya menetes karena terharu," akunya.
Kehadiran program Seperempat Abad ini mampu mewujudkan cita-cita anaknya untuk berkuliah di luar kampung halamannya.
"Saya masih ingat permintaan Nurfaizah empat tahun lalu untuk kuliah di luar daerah. Dengan keberanian mengiyakan serta doa yang tidak putus-putus maka Allah menjawabnya melalui beasiswa yang dikeluarkan pemerintah daerah waktu itu. Saat inilah saya yakin, Tuhan punya rencana untuk menjadikan anak saya meraih mimpinya," terangnya.
Bahkan kegembiraan yang luar biasa ia rasakan beserta keluarga saat Senin (30/9/2019) kemarin, dirinya mendapat informasi melalui pesan singkat dari anaknya bahwa ia lulus dengan nilai cumlaude.
"Sore itu dapat pesan singkat dari ananda Nurfaizah Marwan yang sedang kuliah di IPB. Pa' lulusma, cumlaude. Bahagia campur haru atas nikmat Allah ini," katanya.
Selain itu, program investasi SDM ini dianggapnya betul-betul sangat membantu karena segala kebutuhan saat menjalani sekolah mendapat tanggungan penuh dari pemerintah.
"Kepastian, itu yang rasakan. Saya tidak perlu kasak kusuk kesana kemari mencari biaya kuliah ketika waktu pembayaran tiba, karena mulai UKT, uang saku, biaya awal tahun sampai biaya KKN semua sudah dijamin oleh Pemkab Gowa. Apalagi kalau saya bandingkan biaya yang diterima mahasiswa, beasiswa dalam program ini lebih tinggi dari daerah lain," ujarnya.
Kemudahan yang dirasakan seluruh orangtua penerima beasiswa Seperempat Abad ini dapat betul-betul dibuktikan almarhum Bapak Ichsan Yasin Limpo. Pasalnya, ketika melepas para mahasiswa ke universitasnya masing-masing ia berkata 'Kalian tidak perlu memikirkan hal-hal diluar belajar, karena semua yang berkaitan dengan biaya belajar telah disiapkan oleh Pemda Gowa'.
"Dan ucapan itu betul diimplementasikan almarhum," tegasnya.
Ia pun berharap, program dalam rangka pengembangan SDM melalui sektor pendidikan ini dapat diteruskan di masa-masa akan datang.
Bahkan, jika memungkinkan program ini tidak berhenti hanya pada jenjang S1 saja, tetapi dapat diteruskan ke jenjang selanjutnya yang sebelumnya harus dibangun komitmen antara orangtua, anak dan pihak pemerintah daerah.