Senin, 23 September 2019 17:40

Khawatir Dibahas di Sidang PBB, Jokowi Minta Aparat Tidak Represif di Papua

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Moeldoko
Moeldoko

Presiden RI, Joko Widodo menggelar rapat terbatas membahas kerusuhan di Wamena dan Jayapura, Papua, Senin (23/9/2019).

RAKYATKU.COM - Presiden RI, Joko Widodo menggelar rapat terbatas membahas kerusuhan di Wamena dan Jayapura, Papua, Senin (23/9/2019).

Hasilnya, Jokowi meminta aparat keamanan tidak melakukan langkah represif. Sebaliknya, dia meminta agar TNI-Polri melakukan pengamanan secara profesional dan proporsional.

"Jangan sampai penyelesaian itu membangun emosi yang pada akhirnya aparat aparat melakukan tindakan yang tidak diinginkan," ungkap Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko yang ikut rapat bersama Jokowi.

Menurut Moeldoko, pemerintah telah mencium adanya intervensi asing dalam kerusuhan di Papua. 

"Ini sangat berkaitan dengan apa yang terjadi di PBB. Jadi jangan kita memunculkan situasi yang tidak bagus," kata Moeldoko.

Dalam kerusuhan di kawasan Expo Waena, Jayapura, Papua, seorang anggota TNI, Praka Zulkifli menjadi korban.

Dia tewas dibacok mahasiswa eksodus yang baru saja dipulangkan dari kampus Universitas Cenderawasih.

Praka Zulkifli adalah sopir truk dinas TNI yang mengangkut mahasiswa. Dia dibacok saat sedang istirahat.

Sementara itu di Wamena, Moeldoko menduga ada indikasi provokasi asing. Mereka memanfaatkan isu rasis yang setelah ditelusuri ternyata hoax.

Moeldoko mengatakan upaya tersebut memiliki motif agar kerusuhan di Papua dibawa ke sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

"Ya harapannya. Kita kan dipancing melakukan pelanggaran HAM berat sehingga nanti di PBB agenda itu bisa dimasukkan. Kita tahu agendanya ke mana," ujar Moeldoko.