Sabtu, 21 September 2019 21:30

Tempuh Jarak 4 Kilometer, Warga Gowa Naik Turun Gunung untuk Ambil Air

Andi Chaerul Fadli
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Tempuh Jarak 4 Kilometer, Warga Gowa Naik Turun Gunung untuk Ambil Air

Warga Dusun Bollangi, Desa Timbusen Kabupaten Gowa harus merasakan dampak kemarau panjang sejak beberapa bulan terakhir di tahun 2019 ini.

RAKYATKU.COM, GOWA - Warga Dusun Bollangi, Desa Timbusen Kabupaten Gowa harus merasakan dampak kemarau panjang sejak beberapa bulan terakhir di tahun 2019 ini.

Beberapa warga Dusun Bollangi harus rela naik turun gunung hanya untuk mengambil air di sebuah saluran irigasi yang berada di Desa Patallasang Kecamatan Patallasang. 

Mereka harus pergi ke saluran irigasi tersebut hanya untuk mandi, mencuci, lalu dibawa pulang ke rumah mereka untuk dipakai dalam kehidupan sehari-hari.

Daeng Te'ne saat ditemui di saluran irigasi tersebut bersama dengan beberapa rekannya tampak sedang mencuci pakaian mereka. Daeng Te'ne memanfaatkan air irigasi tersebut untuk mencuci pakaian yang ia bawa dari rumahnya.

Mereka terpaksa, lantaran air penampungan yang ada di rumah mereka telah habis. Selain mencuci, ia juga mengambil air tersebut kemudian diangkut ke dalam sebuah karung berlapis plastik, kemudian ia bawa ke rumah mereka menggunakan sepeda motor.

"Sejak Juni 2019 lalu, air di rumah saya sudah habis. Makanya saya sering kesini untuk mencuci dan mengambil air disini lalu dibawa pulang. Memang ada beberapa warga yang punya sumur di rumahnya. Tapi itupun sidah sangat dalam (airnya). Jarak rumah saya dan irigasi disini sekitar 4 kilometer," kata Daeng Te'ne, Sabtu (21/9/2019).

Usai mereka mencuci, ia pun memutuskan untuk mandi di air irigasi tersebut. Tidak ada sumber air yang lain yang mereka bisa gunakan untuk keperluan sehari-hari. Sumber air di sekitar rumah mereka tidak ada yang bisa diandalkan selama musim kemarau tahun ini.

Baginya, irigasi tersebut merupakan sumber air satu-satunya pilihan mereka. Airnya tampak bersih dan tidak berbau, namun warna air tersebut yang berbeda dengan air bersih pada umumnya.

Selain Daeng Te'ne, ada juga sebagian warga lainnya yang menggunakan penampungan air berukuran besar, dan dibantu menggunakan pompa air. Kemudian ia bawa ke rumah mereka menggunakan mobil bak terbuka yang ia kendarai.