RAKYATKU.COM, PALEMBANG - Sabtu, 14 September 2019. Kabut asap mulai memekat di Palembang, Sumatera Selatan. Elsa Pitaloka tiba-tiba kejang-kejang. Bayi empat bulan itu sesak napas.
Ketika kondisinya semakin memburuk, orang tuanya melarikan ke Rumah Sakit Pratama Sukajadi, Palembang. Namun, karena peralatan yang terbatas, Elsa lalu dirujuk ke Rumah Sakit Ar-Rasyid di Palembang.
Minggu, 15 September 2019. Elsa dibawa ke ruang gawat darurat pada pukul 11.30 pagi dan didiagnosis dengan infeksi pernapasan. Bayi malang itu kemudian dirujuk ke dokter lain, karena Rumah Sakit Ar-Rasyid tidak memiliki peralatan yang tepat untuk perawatan lebih lanjut.
Pihak keluarga kemudian menelepon rumah sakit ketiga, Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin (RSMH). Namun, mereka mengatakan bahwa tidak ada kamar untuk Elsa dan dia harus menunggu.
Jadi bayi Elsa dan keluarganya menunggu sepanjang sore di ruang gawat darurat Ar-Rasyid, sementara Elsa diberi bantuan oksigen. Setelah semua penantian itu, malam harinya, keluarga Elsa akhirnya diberitahu bahwa bocah itu dapat dipindahkan ke RSMH.
Namun, ketika keluarganya bersiap untuk pergi ke rumah sakit, Elsa mengembuskan napas terakhirnya. Dia berpulang pada pukul 6.35 sore itu.
Keluarganya tidak tahu penyebab pasti kematian Elsa, karena dia terlahir sebagai bayi yang sehat tanpa penyakit sampai tiba-tiba dia mulai sesak napas.
Hasil autopsi mengungkapkan, ia terkena pneumonia yang kemungkinan besar disebabkan karena menghirup partikel asap dari udara yang tercemar.
Elsa dimakamkan Senin pagi (16 September 2019) di pemakaman umum setempat.
Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan gambut di Sumatera dan Kalimantan, memang membuat kualitas udara menjadi kotor. Warga diimbau untuk mengenakan masker selama beraktivitas.