Kamis, 12 September 2019 06:30

Setelah Puasa Asyura, Ini Hal Menakutkan di Bulan Muharam

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
ILUSTRASI
ILUSTRASI

Berbahagialah umat muslim yang menyempatkan berpuasa pada Hari Asyura, 10 Muharam. Semoga diampuni dosanya setahun sebelumnya.

RAKYATKU.COM - Berbahagialah umat muslim yang menyempatkan berpuasa pada Hari Asyura, 10 Muharam. Semoga diampuni dosanya setahun sebelumnya.

Namun, jangan gembira dahulu. Muharam adalah satu dari empat bulan haram yang disebutkan dalam Alquran. Umat Islam dilarang berbuat zalim di dalamnya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, "Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah menganiaya diri dalam bulan yang empat itu," (QS. At-Taubah: 36)

Sesungguhnya Allah tidak menulis di dalam Lauhul Makhfud yaitu pada hari penciptaan langit dan bumi, bahwa jumlah bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan. 

Empat bulan di antaranya ialah haram atau mulia. Tiga beriringan, yaitu Zulqa’dah, Zulhijah dan Muharam, serta Rajab yang ada antara Jumadil akhir dengan Sya’ban.

Adapun tentang larangan berbuat zalim pada ayat di atas, ulama salaf berbeda pendapat. Sebagian ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud kezaliman adalah peperangan secara mutlak. 

Sebagian mereka berkata –dan ini yang lebih rajih– bahwa maksud dari kezaliman dalam ayat di atas ialah dilarangnya memulai peperangan. 
Ada juga ulama yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan kezaliman di dalam ayat ialah berbuat dosa dan kemaksiatan.

Maka, hendaklah kita berhati-hati dari kezaliman, baik menzalimi diri kita sendiri atau menzalimi orang lain. Hendaklah kita mengingat wasiat kekal Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya.

"Tahukah kalian dengan kezaliman, karena sesungguhnya kezaliman itu merupakan kegelapan-kegelapan pada hari kiamat." (HR Muslim dan lainnya. Shahih al-Jami no 102)

Dan hendaklah kita menjaga diri dari doanya orang-orang yang dizalimi, walaupun ia kafir atau fajir (jahat), karena sesungguhnya doanya dikabulkan oleh Allah (karena tidak ada penghalang antara dia dengan Allah).

Ingatlah kita kepada sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, "Tidak ada dari satu dosapun yang lebih pantas untuk dicepatkan siksanya bagi pelaku dosa itu baik di dunia maupun di akhirat daripada melewati batas (kezaliman) dan memutus silaturahim." (Ash-Shahihah no 915)

Azab yang pedih juga akan ditimpakan kepada orang-orang yang membantu kezaliman. 

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Siapa membantu orang yang zalim, untuk menolak kebenaran dengan kebatilannya, maka sesungguhnya jaminan Allah dan RasulNya telah terlepas darinya." (HR Hakim. Shahihul Jami’ no 6048)