Selasa, 10 September 2019 05:00

Benarkah Perbuatan Maksiat Perpendek Umur Manusia?

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ilustrasi.
Ilustrasi.

Di antara dampak maksiat adalah umur menjadi pendek dan keberkahan menghilang. Jika kebaikan memperpanjang umur, maka kemaksiatan memperpendek umur.

RAKYATKU.COM - Di antara dampak maksiat adalah umur menjadi pendek dan keberkahan menghilang. Jika kebaikan memperpanjang umur, maka kemaksiatan memperpendek umur. Ada beragam pandangan mengenai hal ini.

Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam al-Da’ wa al-Dawa’ megungkapkan, sebagian ulama berpendapat yang dimaksud dengan berkurangnya umur pelaku maksiat adalah hilangnya keberkahan umurnya, karena hal itu salah satu dampak dari maksiat.

Sebagian lain berpendapat umur memang benar-benar berkurang seperti berkurangnya rezeki di mana Allah swt menjadikan banyak sekali sebab keberkahan rezeki, demikian pula dalam umur manusia. 

Menurut mereka, bertambahnya umur bisa terjadi karena sebab-sebab tertentu, sebagaimana juga bisa berkurang karena sebab-sebab tertentu. Rezeki, ajal, nasib, kesehatan, dan kondisi ekonomi ditetapkan oleh Allah dengan sebab-sebab yang telah digariskan.

Sebagian ulama yang berpendapat, maksiat menyebabkan berkurangnya umur karena hakikat kehidupan adalah kehidupan kalbu. Karena itu, Allah menempatkan orang kafir sebagai orang yang mati, sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya QS al-Nahl; 21, “Mereka mati, tidak hidup.”

Kehidupan sebenarnya adalah hidupnya kalbu, umur sejati manusia dilihat dari panjangnya kehidupan kalbu. Umur manusia tidak lain adalah saat-saat kehiudpannya bersama Allah. Itulah hitungan umurnya. Kebaikan, ketakwaan, dan ketaatan menambah masa hidup kalbunya yang merupakan hakikat umurnya. Tidak ada umur lain selain masa hidupnya kalbu.

Jadi, saat hamba berpaling dari Allah dan sibuk dengan maksiat, hari-hari kehidupan hakikinya hilang begitu saja sehingga ketika ia dibangkitkan pada hari kiamat dan menyaksikan akibat sikapnya tersebut, dalam QS. Al-Fajr; 24 disebutkan ia akan menyesal dan berkata, “Oh, andai saja aku mempersembahkan sesuatu untuk kehidupanku.”

Manusia ada yang memahami kemaslahatan dunia dan akhiratnya, ada pula yang tidak. Jika tidak, seluruh usianya hilang begitu saja dan hidupnya berlalu dengan sia-sia. 

Jika ia tahu, jalannya menjadi panjang karena berbagai rintangan datang dan karena sebab-sebab kebaikan menjadi sulit sesuai dengan tingkat kemaksiatannya. Itulah yang sbenarnya dimaksud dengan pendeknya umur.

Jadi, usia manusia adalah durasi kehidupannya, sementara kehidupan itu sendiri hanya terwujud ketika ia menghampiri Tuhannya mencintai dan mengingat-Nya, serta mengutamakan rida-Nya.

Sumber: Islami.co