Senin, 09 September 2019 17:59

Tak Lagi Menjabat, Ini Pesan Aru kepada Anggota DPRD Kota Makassar 2019-2024

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Farouk M Betta saat diwawancarai wartawan.
Farouk M Betta saat diwawancarai wartawan.

Pelantikan anggota DPRD Kota Makassar periode 2019-2024, telah dilaksanakan. Anggota dewan terpilih akan menjalani masa pengabdian selama lima tahun ke depan.

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Pelantikan anggota DPRD Kota Makassar periode 2019-2024, telah dilaksanakan. Anggota dewan terpilih akan menjalani masa pengabdian selama lima tahun ke depan.

Sementara anggota Dewan Makassar periode 2014-2019 yang tak terpilih, mengakhiri masa jabatan pasca pelantikan anggota dewan terpilih.

Salah satu yang tidak lagi menjabat sebagai anggota dewan adalah Farouk Betta. Aru sapaan akrab Farouk Betta memiliki kesan saat menjabat sebagai wakil rakyat kota Makassar.

"Mengemban amanat rakyat itu berat, maksud saya ini harus dititikberatkan, tempat ini harus terhormat, terhormatnya kita tidak berbuat cela, jangan mau tercela, produktivitas itu bisa kita tingkatkan tapi yang paling terpenting bagi kita semua, bahwa ini adalah amanah bukan jabatan biasa. Ini amanah rakyat yang harus teman-teman pedulikan," ungkap pria yang baru saja meletakkan statusnya sebagai Ketua DPRD Kota Makassar ini.

Setelah tak lagi menjabat sebagai anggota dewan, Aru berpesan agar anggota dewan terpilih, tetap menjaga komunikasi dan saling menghargai. 

"Di DPRD itu meskipun kita berbeda warna, menjadi anggota DPRD itu warnanya bukan dihilangkan, tapi dikecilkan. Kenapa? kalau tidak ada yang arif, tidak ada yang mau lebih bijak, saya yakin ini kita gontok-gontokan. Ppadahal negara membutuhkan fondasi yang kuat bukan kepentingan sendiri-sendiri, tapi kepentingan warga, masyarakat," tambahnya.

Bagi anggota dewan terpilih, terutama yang menjadi pimpinan, Aru berharap agar mengambil benang merah dari setiap dinamika yang ada di DPRD Makassar.

"Banyak momen tak terlupakan di sini. Hanya kan di sini, ya paling tidak itu adalah konflik-konflik internal, kepentingan partai, masalah kebijakan tingkat umur, kadang memaknai orang yang lebih muda atau yang lebih tua dari kita itu juga penting. Itulah gunanya pimpinan. Kalau pimpinan tidak bijak atau tidak bisa mengambil benang merah dari semua itu, sertifikasi, kultur, umur, warna, susah dia mengendalikan DPRD," pungkasnya.