RAKYATKU.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin diketahui membenci Robert Mugabe setelah kematian mantan diktator brutal itu. Mantan presiden Zimbabwe itu meninggal di usia 95 tahun di Singapura saat menerima perawatan medis selama berbulan-bulan.
Kematiannya dirayakan di jalan-jalan Harare, ibukota Zimbabwe, dikutip dari Mirror Online, Sabtu (7/9/2019).
Banyak pemerintah asing mengabaikan pembunuhan, korupsi, pelanggaran hak asasi manusia, penganiayaan terhadap lawan politik, kelaparan dan kecurangan dalam memilih yang mendominasi pemerintahan terornya.
Presiden Rusia, yang ingin mendirikan pangkalan militer strategis di negara Afrika, termasuk di antara mereka yang menumpuk pujian pada sekutu lamanya.
Putin mengatakan dalam sebuah pernyataan: "Banyak peristiwa penting dalam sejarah kontemporer Zimbabwe terkait dengan nama Robert Mugabe.
"Dia membuat kontribusi pribadi yang besar untuk perjuangan kemerdekaan negara Anda dan untuk membangun institusi negara bagian Zimbabwe.
"Orang-orang Rusia akan mengingatnya sebagai penganjur yang konsisten dalam mengembangkan hubungan persahabatan antara negara kita dan orang yang telah mencapai banyak hal untuk memperkuat kerja sama bilateral yang saling menguntungkan."
China menawarkan pernyataan serupa yang kemungkinan akan membuat marah orang-orang yang menderita di bawah kekuasaan Mugabe.