Kamis, 29 Agustus 2019 00:30

Si Gila Diduga Pimpin Serangan ke Klub Malam di Meksiko, Penari Telanjang Ikut Terpanggang

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Pengunjung menenangkan rekannya pasca serangan ke klub malam di Meksiko.
Pengunjung menenangkan rekannya pasca serangan ke klub malam di Meksiko.

Serangan sadis menimpa sebuah bar atau klub malam di Meksiko, Selasa malam (27/8/2019). Dilaporkan sedikitnya 25 orang tewas.

RAKYATKU.COM - Serangan sadis menimpa sebuah bar atau klub malam di Meksiko, Selasa malam (27/8/2019). Dilaporkan sedikitnya 25 orang tewas.

Klub malam ini diketahui menampilkan penari telanjang. Itu salah satu daya tarik klub malam bernama Caballo Blanco atau Kuda Putih itu sehingga selalu ramai pengunjung. 

Dikutip dari AFP, Caballo Blanco berada di kota Coatzacoalcos, negara bagian Veracruz, Meksiko timur. 

Menurut keterangan saksi mata dan korban selamat, insiden penyerangan saat orang-orang bersenjata secara tiba-tiba memasuki bar dan memberondong dengan tembakan. 

Para pelaku penyerangan itu menghalangi pintu keluar dan mulai menyiramkan bensin sebelum kemudian menyalakan api dan membakar seluruh bangunan bar. 

"Tetapi karena suara musik yang keras dan bergemuruh di dalam, banyak pengunjung dan juga penari yang tidak menyadari adanya serangan sampai seluruh bagian bar mulai terbakar," kata salah seorang saksi, dikutip AFP, Rabu (28/8/2019). 

Pelaku datang mengendarai sejumlah kendaraan dengan membawa senapan dan pistol. Mereka mengancam para penjaga keamanan di pintu masuk dan mengambil alihnya. 

Gubernur Veracruz, Cuitlahuac Garcia, melalui akun media sosialnya mengungkapkan bahwa pihak berwenang telah dapat mengidentifikasi salah seorang pelaku penyerangan dan menyebutnya sebagai Ricardo "N" yang dijuluki "La Loca" atau "Si Gila". 

Menurut Garcia, tersangka tersebut sempat ditahan pihak berwenang pada bulan lalu, namun dibebaskan oleh jaksa setelah 48 jam.

Dugaan pun muncul akan adanya kemungkinan kolusi antara pihak kantor kejaksaan setempat dengan kelompok kejahatan terorganisir.

Pihaknya berjanji tidak akan membiarkan para pelaku kejahatan keji itu dan memastikan mereka bertanggung jawab. 

Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador, mengecam serangan tersebut dan menyebutnya "memalukan", serta memastikan bahwa pemerintah federal akan menggelar penyelidikan dan mengungkap pihak-pihak yang terlibat di belakangnya. 

Meksiko telah dilanda gelombang kekerasan sejak mendeklarasikan perang terhadap narkoba dan mengerahkan tentara untuk melawan kartel-kartel kuatnya pada 2006. 

Sejak itu, lebih dari 250.000 orang dilaporkan telah terbunuh, termasuk 33.753 korban tewas sepanjang tahun lalu, yang mencatat rekor.