RAKYATKU.COM, BRASIL - Brasil telah menyatakan menolak bantuan dari negara-negara G7 untuk memerangi kebakaran hutan di Amazon.
"Kami menghargainya, tapi mungkin sumber daya itu lebih relevan dengan reboisasi Eropa," kata Onyx Lorenzoni, kepala staf Presiden Jair Bolsonaro, kepada situs berita G1.
Lorenzoni bahkan mencela Presiden Prancis, tuan rumah KTT G7, agar mengurus rumahnya sendiri.
"Macron bahkan tidak dapat menghindari kebakaran yang dapat diramalkan di sebuah gereja yang merupakan situs warisan dunia," tambahnya. Ia merujuk pada kebakaran katedral Notre-Dame. "Apa yang dia ingin ajarkan pada negara kami?"
Perwakilan negara-negara G7 telah sepakat untuk memberikan bantuan US $ 22 juta untuk melawan kobaran api di Amazon. Jumlah itu disepakati selama pertemuan KTT G7 di Biarritz, Prancis.
Sebelumnya, Menteri Lingkungan Brazil Ricardo Salles mengatakan kepada wartawan bahwa mereka menyambut baik dana G7 untuk memerangi kebakaran yang melanda 950.000 hektar di Amazon.
Tetapi setelah pertemuan antara Presiden Bolsonaro dan para menterinya, pemerintah Brasil mengubah arah.
Meskipun sekitar 60 persen Amazon berada di Brasil. Hutan yang luas itu juga tersebar di beberapa bagian dari delapan negara atau wilayah lain, termasuk wilayah Guyana Prancis.
Menurut data pada hari Senin, ratusan kebakaran baru telah berkobar di bagian hutan Brasil, bahkan ketika pesawat militer telah menyirami api dari udara.
Kebakaran hutan Amazon telah memicu pertikaian diplomatik antara Bolsonaro dan Macron.
Presiden Prancis telah mengancam akan memblokir kesepakatan perdagangan besar baru antara Uni Eropa dan Amerika Latin, kecuali jika Presiden Brasil mengambil langkah serius untuk melindungi hutan Amazon. Bolsonaro bereaksi dengan menyebut Macron memiliki "mental penjajah".