RAKYATKU.COM - Penelitian baru menunjukkan bahwa efek negatif rokok bisa bertahan selama satu dekade atau lebih setelah perokok berhenti merokok.
Menurut studi yang diterbitkan di JAMA, risiko penyakit kardiovaskular (CDV) bisa bertahan selama sekitar 10 hingga 15 tahun setelah perokok berhenti menghisapnya.
Efek negatif ini ditemukan pada orang-orang yang merokok sekitar sebungkus rokok sehari selama 20 tahun.
Memang, para peneliti mengatakan bahwa risiko kardiovaskular mulai menurun sekitar lima tahun setelah berhenti merokok. Tetapi mereka mengatakan risiko itu tetap ada hingga beberapa tahun berikutnya.
"Pada tingkat populasi, implikasi dari penelitian ini sangat serius. Penurunan CVD yang terkait dengan penurunan tingkat merokok di negara-negara seperti Jepang dan Amerika Serikat dapat diperkirakan akan melampaui tingkat berhenti hingga 10 hingga 15 tahun," tulis Dr. Thomas Cole, associate editor di JAMA.
"Dan di negara-negara di mana tingkat merokok tampaknya meningkat, seperti China dan Indonesia, tingkat CVD cenderung meningkat selama beberapa dekade ke depan."
Untuk penelitian ini, para peneliti menganalisis data medis pada 8.770 orang dengan usia rata-rata 42,2 tahun, 56 persen di antaranya adalah perempuan. Data itu diambil dari Framingham Heart Study antara 1954 hingga 2015.
Di antara peserta, 5.308 adalah perokok, dan 2.371 adalah perokok berat.
Data mengungkapkan bahwa risiko CVD berkurang secara signifikan dalam lima tahun setelah berhenti merokok, tetapi risiko tetap meningkat selama sekitar 10 hingga 15 tahun setelah perokok berhenti.
"Untuk mengatasi tren ini, semua negara, terutama yang paling rentan terhadap pemasaran rokok, harus menerapkan strategi pengendalian rokok untuk mencegah inisiasi merokok dan memotivasi perokok saat ini untuk berhenti," tulis Cole.