Minggu, 25 Agustus 2019 00:02

"Ma, Jangan Mati," Pembunuhan Ibu di Depan Putrinya Picu Kemarahan Warga

Andi Chaerul Fadli
Konten Redaksi Rakyatku.Com
"Ma, Jangan Mati," Pembunuhan Ibu di Depan Putrinya Picu Kemarahan Warga

Pembunuhan seorang wanita di Turki oleh mantan suaminya di depan putrinya memicu kemarahan publik usai video pembunuhan itu disebar secara online.

RAKYATKU.COM - Pembunuhan seorang wanita di Turki oleh mantan suaminya di depan putrinya memicu kemarahan publik usai video pembunuhan itu disebar secara online.

"Aku tidak ingin mati," kata Emine Bulut, berlumuran darah, terdengar berteriak pada anaknya yang berusia 10 tahun.

Putrinya yang menangis berkata, "Ma, jangan mati."

Wanita berusia 38 tahun itu ditikam hingga mati di sebuah kafe pada 18 Agustus oleh mantan suaminya di kota Kirikkale, Anatolia bagian tengah, menurut lapran surat kabar Hurriyet, dilansir dari Asia One, Minggu (25/8/2019).

Bulut, yang menceraikan pembunuhnya empat tahun lalu, meninggal di rumah sakit.

Pelaku, Fedai Baran mengatakan kepada polisi bahwa ia membunuh mantan istrinya dengan pisau yang selalu ia bawa.

Kasus ini punmenjadi trending topik di Twitter dengan tagar #olmekistemiyorum atau "Saya tidak ingin mati" dan dikutip secara luas di media sosial.

Lusinan pengunjuk rasa pada hari Jumat berkumpul di ibu kota Ankara untuk mengecam pembunuhan itu.

"Kami siap untuk segala bentuk tindakan. Kami tidak akan diam, kami tidak takut dan kami tidak akan patuh. Kami akan terus berjuang sampai tidak ada wanita yang terbunuh lagi," kata pengunjuk rasa Elif Sanci kepada AFP.

Pemrotes lainnya, Ilke Isik, menyalahkan pemerintah atas kegagalannya menghentikan kekerasan terhadap perempuan.

"Emine maupun kawan kita tidak boleh mati. Teriakan Emine 'Aku tidak mau mati' adalah tangisan kita semua," katanya.

Para pejabat, termasuk Menteri Kehakiman Abdulhamit Gul, dengan cepat mengutuk pembunuhan setelah video itu diterbitkan, bersama dengan selebritas dan klub sepak bola seperti Besiktas.

"Kami mengharapkan si pembunuh dihukum dengan cara yang paling kejam," tulis juru bicara kepresidenan Ibrahim Kalin.

Pemerintah mengatakan tim psikolog merawat anak itu. Turki telah berjuang untuk mengatasi meningkatnya kekerasan terhadap perempuan.